HIDUPKATOLIK.com – Saat masih masih frater dan kuliah di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, Romo Yustinus Sulistiadi bersama teman-temannya pernah memprakarsai pertunjukkan teater yang dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Dalam pertunjukkan dengan sutradara Agustinus Adi Kurdi itu, Frater Sulis menjadi pemeran utama.
Apa yang terjadi, setelah pertunjukkan itu, dari hari ke hari, surat jatuh cinta numpuk ke Frater Sulis. Ini membuktikan, bahwa perjalanan menuju imamat memang penuh godaan. “Ya memang ada godaan. Calon romo saja digoda, surat numpuk loh,” ujar
Romo Sulis saat memberi pengantar dalam Seminar seminar keluarga Duc in Altum dengan tema “Menikah itu Musibah atau Berkat?” di Paroki St. Gregorius Agung Kutabumi, Tangerang, Banten, bulan lalu.
Dalam seminar itu, Romo Sulis menjelaskan, sebagai umat beriman yang memiliki kelemahan, maka perlu untuk selalu mohon rahmat dari Tuhan. Dalam hidupnya sebagai seorang imam, ia pun selalu mohon rahmat dari Tuhan. “Mohon rahmat mengakui kelemahan, saya jadi romo juga ada
kelemahannya, maka mohon rahmat,” ujar Kepala Paroki Kutabumi ini.
Romo Sulis mengakui, sebagai orang beriman perlu untuk selalu mohon rahmat, terutama rahmat untuk bisa mengampuni. Sebab, apabila seseorang tidak memiliki kemampuan untuk mengampuni maka hal itu akan merugikan diri sendiri. Menurutnya, mengampuni bukan semata-mata demi orang lain, namun terlebih bagi diri sendiri. “Orang dendam, orang jengkel itu merugikan diri sendiri,” ujarnya.
Antonius E. Sugiyanto
HIDUP NO.10 2020, 8 Maret 2020