HIDUPKATOLIK.COM— Beberapa paroki di Keuskupan Agung Chicago mempunyai kebun yang hasilnya disumbangkan ke organisasi bank makanan setempat. Sejak ada pandemi covid 19, orang banyak berdatangan ke organisasi bank makanan. Sehingga pelayanan seperti ini sangat dibutuhkan.
Kebun milik Paroki St. Francis de Sales, Zurich, Chicago, kebetulan mengalami kesulitan sejak pandemi. Setelah lockdown, pihak paroki yang diwakilkan oleh Sharon Fredrickson mulai membuat protokol berkebun yang baru. Seperti, tidak lebih dari 10 orang diizinkan berada di kebun dalam waktu yang bersamaan, dan semua dianjurkan untuk memakai masker serta semua diwajibkan memakai sarung tangan agar tetap higenis.
Kebun yang bernama Taman Yubelium ini dimulai sudah lebih dari 20 tahun dan menggunakan sebidang tanah yang disumbangkan oleh umat paroki. Para relawan biasanya bekerja di kebun setiap Sabtu pagi dan hasilnya disumbangkan ke bank makanan St. Vincent de Paul.
Menurut Sharon, mereka telah menanam berbagai macam sayur dan buah seperti tomat, kacang panjang, dan mentimun. Salah satu umat paroki menanam labu yang disumbangkan ke anak-anak saat Halloween. Tahun ini akan coba menanam kentang.
“Dalam berkebun, kami saling melengkapi. Ada yang suka duduk dan menyiangi. Sebagian orang bertugas untuk panen. Kemudian sebagian bertugas memotong rumput. Sungguh menyenangkan apa yang kami lakukan,” ujar Sharon.
Pastor Ken Fleck, Pastor Paroki St. George, Tinley Park, Chicago telah berkebun sejak ia duduk di kelas 4 SD dan telah mengubah beberapa area parokinya menjadi taman dengan hasil panen disumbangkan ke bank makanan Tinley Park.
Dilansir dari Cruxnow, 17/6, paroki tersebut menanam ratusan tanaman tomat dan lada di dua rumah kaca dan membeli sekitar 1.000 bibit kecil setiap musim semi. Biasanya, Pastor Fleck memberikannya kepada murid di sekolah untuk dipelihara.
Tahun ini, setelah beberapa sekolah ditutup karena pandemi, Pastor Fleck mengambil alih untuk merawat bibit-bibit tersebut. Ketika mereka siap ditanam di luar ruangan, paroki akan menyediakannya untuk umat paroki. Nantinya, umat dapat mengambilnya secara gratis.
Pastor Fleck mendorong para orangtua untuk bercocok tanam bersama buah hatinya dan nantinya mulai menyumbangkan sebagian hasil bumi ini ke organisasi dapur makanan setempat. “Ketika mereka bekerjasama itu mengingatkan orangtua akan janji pembaptisan bahwa mereka adalah guru pertama dari anak-anak. Orangtua diharapkan mengajarkan soal keteladan ketimbang mengirim anaknya ke kelas pendidikan agama,” tandasnya.
Karina Chrisyantia