HIDUPKATOLIK.COM— Seorang migran asal Filipina sempat terhenyak dengan keadaan perekonomian. Pandemi virus korona telah memukul keras ribuan orang hingga menggangur. Di Uni Emirat Arab (UEA), kelompok migran mewakili 90 persen dari tenaga kerja. Keadaan ini membuat mereka seringkali tidak memiliki cukup uang untuk membeli makanan bagi diri sendiri. Mereka juga tidak mampu menghidupi keluarga mereka. Namun, perempuan Filipina ini tidak menyerah dengan keadaan. Ia bahkan membantu orang lain, walaupun ia sendiri kekurangan.
Perempuan itu bernama Feby Dela Peña. Baginya, keadaan terpuruk bukan alasan untuk tidak membantu orang lain. “Kami miskin tapi bukan jadi alasan untuk tidak menolong yang lain,” ungkap perempuan berusia 34 tahun ini melansir asianews, 12/6. Ia memulai bantuannya dengan modal sebesar US 136 dolar atau setara dengan Rp 1,9 juta. Dengan uang itu, ia bisa membeli 30 ekor ayam beku dan beberapa kantong beras.
Feby sendiri terpaksa kehilangan pekerjaan dan pemasukan utamanya. Putus asanya itu dialihkan dengan mencoba membantu mereka yang memiliki pengalaman seperti dirinya. Ia membantu mereka yang di PHK atau memang tidak mampu mendapat makan. Tanpa berkeluh kesah, ia mulai menyalakan kompor dan memasak. Baginya, memasak ratusan makanan sehari adalah tantangan besar, terutama karena ia memiliki tiga anak, yang berusia enam tahun, balita dan bayi di rumah. Namun, untuknya sangat melegakan batin dapat membantu orang lain.
Setelah itu, sekitar jam 03.00 sore setiap hari, ia mengisi gerobak dari mainan anak-anaknya dengan makanan. Kemudian, ia akan nongkrong di pinggir jalan Dubai. Tak lupa, sebuah papan info dari kotak kardus bertuliskan: “GRATIS !!! MAKANAN UNTUK SEMUA ORANG!.” dipajang. Rekan setanah airnya, orang Filipina adalah yang pertama mencicipi manfaat dari hati besarnya. “Merupakan hal yang luar biasa jika dapat membantu seperti 10 orang untuk tidak pergi tidur dengan perut lapar,” ujarnya sambil mengambil nasi, ikan goreng, dan merebus telur ke dalam wadah untuk didistribusikan.
Kemudian setelah percobaan awal, ia pun meluncurkan proyek yang disebut “Ayuda”. Kata ini berarti membantu dalam bahasa Filipina. Sekarang Feby mampu menawarkan sekitar 200 makanan gratis setiap harinya untuk orang miskin dan lapar. Rata-rata “pelanggan tetapnya” adalah orang rantau seperti dirinya yang datang dari berbagi negara dan benua.
Situasi yang sangat sulit bagi pekerja migran di negara-negara Teluk ini juga menjadi perhatian utama Vikaris Arab, Mgr. Paul Hinder. Banyak migran yang putus kerja dan mereka berisiko lebih besar terkena virus korona. Tidak seperti penduduk setempat, mereka tidak menikmati tunjangan pengangguran dan hidup tanpa perlindungan pribadi. Mereka tinggal di asrama penuh sesak di mana jarak sosial hampir tidak mungkin, sementara tempat seperti itu merupakan pusat potensial untuk penyebaran virus.
Felicia Permata Hanggu