MIGRAN, pengungsi, dan korban perdagangan manusia adalah salah satu orang yang paling rentan di masyarakat selama pandemi 19-Covdid. Mereka menjadi semakin parah, mengalami berbagai jenis ketidakadilan dan diskriminasi yang mengancam hak-hak, keamanan dan kesehatan mereka.
Itulah sebabnya, Diskateri Vatikan yang menangani pengungsi mengeluarkan buletin mingguan yang bertujuan berbagi informasi dan meningkatkan kesadaran mengenai masalah, solusi dan inisiatif yang dipraktikkan oleh umat Katolik yang mendampingi para migran ini.
Organisasi Katolik menanggapi krisis
Catholic Relief Services (CRS), International Migration Commission (ICMC) dan organisasi amal lokal telah menyediakan layanan di seluruh dunia misalnya di Yordania dan Republik Demokratik Kongo. Di kedua tempat ini lembaga-lembaga bantuan yang berafiliasi dengan Vatikan telah mendistribusikan makanan, barang-barang rumah tangga, dan alat kesehatan.
Gereja-gereja lokal menanggapi krisis
Para uskup Katolik di India telah melakukan intervensi untuk membantu dan melindungi para pekerja migran yang terdampar, khususnya dengan membagikan perlengkapan makanan kepada para pekerja dan keluarga mereka yang tinggal di pemukiman sementara. Gereja di India juga menampung sekitar 200 migran yang terbagi menjadi dua struktur.
sementara itu, para uskup Venezuela dan Kolombia telah memungkinkan 3.000 warga Venezuela untuk pulang ke rumah, yang dibantu lembaga José Antonio Páez Bridge International.
Sebuah rumah yang dikelola Gereja Katolik di Meksiko berjuang melawan coronavirus dan Xenophobia, menampung migran Amerika Tengah dan Selatan yang dikirim kembali dari perbatasan AS dan diwajibkan untuk kembali ke negara asal mereka melalui Meksiko. Semua penghuninya dilengkapi dengan sertifikat medis oleh rumah, bekerja sama dengan Dokter Tanpa Batas.
Misionaris Scalabrinian di Meksiko dan Spanyol, Jesuit di Afrika Tengah juga telah melakukan beberapa inisiatif seperti pengiriman makanan, distribusi peralatan sanitasi dan organisasi layanan darurat bagi masyarakat terdampak pandemi termasuk mereka yang merupakan penyandang HIV / AIDS, yang sangat rentan saat ini, demikian seperti diberitakan Vatican News, 10/6/2020.
Antonius E. Sugiyanto