HIDUPKATOLIK.com – Bekerja di daerah pedalaman Amazon, Brasil, Pastor Ramlan Sihombing, SVD (39 tahun) justru merasakan kedekatan yang mendalam dengan umatnya. Sudah enam tahun, ia bekerja melayani masyarakat Indian tepatnya di Humaita, yang berjarak sekitar 600 km dari Kota Manaus, ibu kota
provinsi. “Saya bisa merasakan apa yang dialami umat yang umumnya orang-orang Indian,” ujar Misionaris Serikat Sabda Allah (Societas Verbi Divini/SVD) ini.
Amazon adalah kawasan yang belakangan menjadi sorotan dunia karena perusakan masif pada sang paru-paru dunia ini. Pastor Ramlan tercatat sebagai misionaris SVD perdana di Humaita, Amazon bagian Selatan. “Umat amat rindu akan kehadiran imam yang mau hidup dan tinggal bersama mereka, untuk menghadapi aneka persoalan yang melilit mereka,” ujar lulusan STFT Widya Sasana, Malang, Jawa Timur ini
Pastor Ramlan menceritakan, umat yang ia layani kerap disingkirkan secara paksa. Semakin lama bekerja di antara mereka, ia melihat perlunya pendampingan terhadap orang-orang yang semakin tertindas. Mereka berjuang untuk mendapatkan hal atas tanah dan hak-hak lain yang yang dirampas oleh para penguasa. “Perlunya pendampingan terhadap orang-orang yang semakin tertindas dalam kaitannya dengan masalah tanah dan hak-hak mereka yang dirampas oleh penguasa, bahkan banyak yang dibunuh,” tutur imam yang datang ke Brasil tahun 2014 dan langsung kursus bahasa Portugis di Sao Paulo.
Dalam kondisi ini, Pastor Ramlan melihat, Gereja hadir sebagai tempat berlindung walau kadang sulit karena ada ancaman serius dari penguasa.
Hasiholan Siagian
HIDUP NO.05 2020, 2 Februari 2020