HIDUPKATOLIK.COM— Ada lebih kurang 1 juta kata yang diserap oleh otak manusia setiap hari, melalui komunikasi verbal, maupun melalui media-media yang dikonsumsi atau dimanfaatkan manusia. Dari 1 juta kata tersebut ada tiga kategori kata yang diingat oleh otak manusia. Ketua Komisi Komsos Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) Romo Harry Sulistyo menyampaikan hal tersebut saat Perayaan Ekaristi Minggu Paskah VII, 24/5 di Gereja Katedral Santa Maria Pelindung Diangkat Ke Surga, Jakarta.
Apa saja ketiga kategori tersebut? Romo Harry menjelaskan bahwa di urutan pertama, yang paling diingat oleh otak manusia yakni kata-kata yang membuat orang kecewa, sedih, patah harapan, termasuk ujaran kebencian dan memecah belah.
Di urutan kedua, yang diingat oleh otak manusia itu adalah kategori kata atau cerita cerita yang berbau pornografi. “Maka tidak heran, bisinis pornografi menjadi bisnis yang berpenghasilan paling besar di dunia. Dan lihat saja, di jaringan digital kita bagiaman pornografi itu sungguh menguasai,” imbuh Romo Harry.
Dan diurutan yang ketiga, yakni kata-kata yang penuh cinta. Kata kata atau cerita yang membuat orang bahagia, sukacita, damai sejahtera, bahkan membangkitkan harapan. Tentu, Romo Harry menambahkan, kita pasti menginginkan kata-kata menentramkan dalam situasi sekarang ini.
“Tetapi sayangnya, kata-kata ini ada diurutan ketiga dalam otak manusia. Maka karena kita merayakan Hari Minggu Komunikasi Sedunia ke 54, kita diajak untuk membalikan urutan ini. Menjadikan kata-kata yang penuh cinta pada ututan pertama di dalam ingatan otak kita. Menjadikan kata-kata yang penuh cinta menutup semua ingatan tentang ujaran kebencian atau pornografi. Sehingga yang kita ingat adalah kata-kata yang membuat setiap orang merasa bahagia dan damai sejahtera. Kata-kata yang dirajut, dalam cerita-cerita penuh cinta,” ungkapnya.
Pesan Bapa Suci Fransiskus dalam perayaan ini, mengajak umat untuk memiliki hidup menjadi cerita. Bagi Romo Harry, cerita cinta dapat menjahit kembali cerita yang putus dan terbelah. Maka, dalam kesempatan ini, Romo Harry menghimbau umat untuk menenun jalan cerita yang dipenuhi oleh belas kasih Allah dalam masa pandemi ini dan menetramkan banyak jiwa.
“Buatlah cerita yang tidak menyesatkan, cerita yang membangun bukan menghancurkan. Cerita yang membuat orang menikmati keindahan dan menghirup kebenaran. Cerita yang mampu memandang dunia dan persitiwa dengan penuh kelembutan dan menemukan kembali motivasi di tengah tantangan hidup, terlebih di pandemi ini,” pungkas imam diosesan ini.
Karina Chrisyantia