HIDUPKATOLIK.COM POLANDIA telah melewati pengalaman teramat pahit selama berabad-abad karena dijajah oleh negara-negara tetangga secara bergantian. Namun masa-masa pedih ini justru menjadi pemantik kokohnya karakter iman rakyat Polandia. Dalam situasi yang teramat suram dan gelap itu, mereka tidak pernah menyerah. Tidak! Justru rakyat (baca: umat Katolik Polandia yang hampir 100% Katolik) semakin mendekatkan diri kepada Bunda Maria. Tidak heran, Bunda Yesus ini mendapat tempat yang teramat istimewa di hati umat Katolik Polandia.
Bagi rakyat Polandia, satu-satunya kekuatan yang takkan pernah terpatahkan oleh kebengisan penjajah, terutama rezim Komunisme yang ingin menghancurkan iman mereka, adalah iman kepada Kristus, melalui perantaraan Bunda Maria. Doa Rosario merupakan ungkapan iman mereka, bahwa Bunda Maria hadir bersama mereka, menemani, dan melindungi mereka dalam masa-masa tersuram bangsa Polandia.
Karol Jozef Wojtyla yang tak lain adalah Paus Yohanes Paulus II, di masa kecilnya dipanggil Lolek, sedari dalam kandungan ibundanya, Emilia Kaczorowska telah berdevosi kepada Bunda Maria. Bahkan sang ayah, seorang tentara, Letnan Karol Wojtyla Sr., telah menanamkan dalam diri Lolek, agar senantiasa berdevosi kepada Bunda Maria. Maka, tak mengherankan jikalau kelak, ketika Uskup Agung Krakow kemudian terpilih menjadi Paus, moto yang dia pilih adalah Totus Tuus. Moto yang sesugguhnya terinspiasi dari ungkapan Bunda Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Paus Yohanes Paulus II menggembalakan Gereja dari tahun 1978 hingga 2005. Dalam seluruh langkah penggembalaannya, ia menjadikan Maria sebagai inspirasi hidupnya secara total. Totalitas Bunda Maria sejak dipilih menjadi Bunda Tuhan hingga berdiri di kaki Salib, menjadi teladan sejati baginya.
Semasa hidupnya, Paus Yohanes Paulus II tak pernah lepas dari butir-butir Rosario. Runtuhnya Komunisme baik di negara kelahirannya Polandia, Jerman, dan Uni Soviet, santer disebut tak lepas dari pengaruh Paus yang telah mengunjungi 129 negara di dunia selama masa kepausannya. Konon, ketika untuk pertama kalinya ia mengadakan kunjungan pastoral ke Polandia tahun 1979, rezim Komunisme di Kremlin, Uni Soviet sampai tidak bisa tidur nyenyak. Antusiasme rakyat Polandia yang menyambut kedatangannya di bumi kelahirannya bagaikan lautan manusia, telah mencemaskan rezim berkuasa.
Senin, 18 Mei 2020 ini adalah hari ulang tahun kelahiran Lolek yang ke-100 alias satu abad. Ada banyak jejak-jejak sejarah yang telah dibuatnya sebagai Pengganti Takhta Petrus maupun pemimpin dunia pada zamannya. Di antaranya, Paus pertama yang bukan Italia setelah Paus berdarah Belanda, Paus Adrian VI (1522-1523); Paus terlama kedua yang memegang Takhta Petrus di zaman modern setelah Paus Pius IX (1846-1878); Paus tercepat yang dijadikan santo terhitung sejak wafatnya pada 2 April 2005 dan pada 27 April 2014 dikanonisasi bersama dengan Paus Yohanes Paulus XXXIII, sang arsitek utama Konsili Vatikan II; Paus yang pernah menerima Nobel Perdamaian dari Perserikatan Bangsa-Bangsa; Paus pertama yang mengunjungi Sinagoga dan mengajak pemimpin agama-agama sedunia berdoa di Kota Assisi.
HIDUP NO.21, 24 Mei 2020