web page hit counter
Selasa, 5 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Jadi Remaja, Ini Kegiatan St. Yohanes Paulus II

4.5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COMJalan kekudusan St. Yohanes Paulus II telah di mulai saat ia memasuki sekolah menengah. Pada titik ini ia telah mengalami rasa sakit yang mendalam karena kehilangan orang-orang yang dikasihinya. Baik ibu dan saudara kandungnya meninggal ketika ia masih kecil, meninggalkannya sendiri dengan sang ayah.

Fakta itu ada pil pahit yang harus ditelan St. Yohanes Paulus II muda. Bersama dengan ayahnya, Karol Sr, mereka berdua berpaling kepada Tuhan. Mendapat pengaruh dari kehidupan militer, Karol Sr pun mengembangkan jadwal ketat yang diikuti sehari-hari oleh mereka berdua.

St. Yohanes Paulus II duduk dipangkuan sang ayah dan ibunya disebelah| www.laityfamilylife.va

Keduanya selalu bangun pagi-pagi sekali untuk berdoa dan menghadiri Misa pagi pada pukul 07.00. Setelah itu, baru mereka menyantap sarapan dan pergi ke sekolah atau bekerja. St. Yohanes Paulus II adalah seorang putra altar dan melayani Misa harian yang ia hadiri bersama ayahnya. Usai jam pulang sekolah, ada waktu untuk bermain, mengerjakan pekerjaan rumah, dan berjalan bersama. Setelah makan malam, mereka akan membaca Kitab Suci, berdoa Rosario, dan berdiskusi mendalam tentang iman.

Melihat kembali masa kecilnya, St. Yohanes Paulus II senantiasa bersyukur atas teladan ayahnya, yang menyediakan baginya “seminari pertama” dan memberinya dasar yang dibutuhkan untuk melanjutkan pencariannya akan kekudusan. Kebiasaan hidup itu telah menyediakan benih pertama panggilan imamatnya, meskipun pada awalnya, ia enggan menerima panggilan Tuhan.

Dikatakan bahwa anak laki-laki membutuhkan ayah yang baik untuk menjadi manusia yang sempurna, yang mampu memenuhi panggilan mereka untuk menjadi ayah, baik sebagai imam atau dalam keluarga. Yohanes Paulus II memiliki salah satu ayah terbaik yang dapat dimiliki seorang putra, sehingga tidak mengherankan jika ia berkembang menjadi seorang pria yang percaya diri, siap untuk mengubah dunia.

Seperti yang berulang kali dikatakan oleh St. Yohanes Paulus II selama masa kepausannya, “Keluarga adalah sel masyarakat pertama dan vital … Karena itu, masa depan dunia dan Gereja didapat dalam keluarga.”

Felicia Permata Hanggu

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles