HIDUPKATOLIK.COM Masjid Maria Bunda Yesus, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab menjadi tanda toleransi di Dunia Arab.
Masjid Maria
MASJID Mohammed Bin Zayed dibangun tahun 1989. Nama masjid ini sesuai dengan nama Putra Mahkota Abu Dhabi saat itu, Mohammed Bin Zayed Al Nahyan. Kemudian pada tahun 2017, dua tahun sebelum kunjungan Paus Fransiskus ke Uni Emirat Arab, Putra Mahkota Abu Dhabi, sekaligus Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata Uni Emirat Arab, Sheikh Mohammad Bin Zayed Al Nahyan mengubah nama masjid itu menjadi “Mariam Umm Eisa”, yang berarti ‘Maria Bunda Yesus’.
Empat Menara
MASJID Maria Bunda Yesus memiliki empat menara yang men-julang tinggi. Keempat menara ini menandakan, masjid ini kepunyaan keluarga kerajaan. Di Abu Dhabi, hanya keluarga yang berkuasa dapat membangun sebuah masjid dengan lebih dari dua menara.
Masjid ini merupakan tempat berkumpul, untuk para pemimpin agama di Abu Dhabi. Masjid ini juga sempat dipakai sebagai tempat pelatihan bagi muazin, orang yang terpilih untuk mengumandangkan adzan atau ‘panggilan ibadah’ untuk memanggil umat Muslim pada waktu-waktu menjelang salat.
Dikelilingi Gereja
LETAK Masjid Maria Bunda Yesus mudah dijangkau dari Gereja Katedral St. Yosef dan Gereja Anglikan St. Andreas. Posisi Masjid Maria Bunda Yesus dikelilingi oleh beberapa gereja. “Menggunakan nama Bunda Maria di masjid ini adalah tanda cinta dan kedamaian yang kami harap akan diikuti di seluruh dunia,” ungkap Pendeta Ibrahim Farouk dari Gereja Ortodoks Koptik Kristen Mesir, Abu Dhabi.
Masjid Damai
MASJID Maria Bunda Yesus terletak di Wilayah Al Mushrif, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dari arsitekturnya yang indah, terlihat sebagai masjid pada umumnya. Namun dari namanya memiliki makna yang dalam.
Di atas pintu masuk masjid yang ini, tertulis Mary The Mother of Jesus Mosque, Peace Be Upon Them. Berdasarkan keterangan dari Menteri Negera Toleransi tahun 2017, Sheikha Lubna bint Khalid bin Sultan Al Qasimi, perubahan nama masjid ini bertujuan ingin membangun hubungan antara Muslim dan Katolik serta untuk menjaga perdamaian dan harmoni di antara umat.
Karina Chrisyantia
HIDUP NO.18, 03 Mei 2020