HIDUPKATOLIK.COM PEMERINTAH Provinsi DKI Jakarta memperpanjang masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga 22 Mei 2020. Gubernur Anies Baswedan dalam keterangannya kepada media mengatakan, keputusan perpanjangan ini dilakukan setelah mendengar pendapat ahli di bidang penyakit menular dan hasil pemantauan Dinas Kesehatan. Keputusan DKI ini diikuti kota-kota penyangga Ibu Kota Negara seperti Depok, Bekasi, Bogor, dan Tangerang. Pemberlakuan PSBB juga ditempuh sejumlah kota dan daerah. Secara jernih kita melihat, semua pihak ingin menghentikan penyebaran virus korona ini agar tidak menimbulkan korban yang lebih banyak lagi, baik yang dirawat di rumah sakit maupun yang meninggal dunia.
Semua kebijakan politik baik yang diambil oleh Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah, termasuk larangan mudik, tidak akan berdampak secara maksimal jikalau semua lapisan masyarakat tidak menaatinya secara bersama-sama atas kesadaran sendiri. Harus ada kesadaran bahwasanya situasi yang sedang menimpa seluruh dunia ini merupakan tanggung jawab kita, tanpa kecuali. Seberat apapun sanksi akibat pelanggaran peraturan yang diterbitkan pemerintah tidak akan berguna jikalau kita sebagai warga masyarakat tidak ikut memikul tanggung jawab sosial kita karena didorong oleh kekitaan sebagai insan manusia. Manusia, kita, yang peduli terhadap sesama, yang memiliki hak dan martabat yang sama untuk mendapatkan perlindungan.
Ayolah, saatnya kita mengobarkan obor semangat kebersamaan sebagai bangsa dengan nilai-nilai perekat, bergotong-royong, saling menopang. Semangat yang tidak lain tidak bukan adalah semangat berlarasa terhadap sesama kita, terutama mereka yang kini kesulitan mendapatkan rezeki setiap harinya. Kendati pemerintah telah mengambil langkah-langkah darurat namun karena birokrasi yang panjang, kita perlu bertindak di lingkungan terdekat kita masing-masing. Jaring pengaman sosial atau bantuan tunai langsung dari pemerintah belum sepenuhnya menyentuh setiap warga yang kurang beruntung.
Saudara-saudara kita umat beragama Islam saat ini tengah menjalani masa puasa (Ramadhan). Kesempatan ini sesungguhnya merupakan kesempatan emas untuk makin mengasah urgensitas kepekaan jiwa kita kepada yang memerlukan uluran tangan. Bersamaan dengan itu, umat Katolik memasuki bulan Mei, bulan menghormati Bunda Maria. Bunda yang juga dihormati umat Islam karena Bunda Maria juga disebut dalam Al-Quran, pada “Surat Maryam”. Ibu Maria yang selalu peka terhadap lingkungan sekitarnya yang menghadapi kesulitan seperti dikisahkan dalam pesta perkawinan di Kana. Ia tidak tinggal diam. Ia proaktif alias datang kepada Yesus yang belum tiba waktunya saat itu.
Maka, bersama dengan saudara-saudari kita yang tengah berpuasa, marilah kita bergandengan tangan, ambil bagian dalam menghadang laju penyebaran virus korona ini. Kepekaan akan sesama dipertajam terus dengan aksi-aksi nyata bak lilin-lilin kecil yang menerangi kegelapan. Kita rawat semangat kebersamaan, gotong-royong yang diwariskan nenek moyang kita. Menaati imbauan pemerintah adalah salah satu dari semangat gotong-royong itu. Dan, menolong sesama yang kesulitan dalam masa pandemi ini adalah semangat yang kita timba dari Bunda Maria.
HIDUP NO.18, 03 Mei 2020