web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Teladan Anak-anak Gembala Fatima Menghadapi Pandemi

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM– Situasi pandemi global yang merenunggut banyak korban jiwa saat ini mengingatkan kita akan anak-anak suci yang juga meninggal dalam situasi pandemi. Setidaknya mereka menunjukkan kepada kita bagaimana menghadapi situasi sulit ini. Mereka adalah Jacinta dan Francisco, dua dari tiga anak gembala dari Fatima yang menyaksikan penamakan Bunda Maria pada pertengahan tahun 1917.

Seperti dilansir Aleteia, 13/4, Jacinta Marto meninggal sendirian. Keluarga dan kerabatnya tidak bisa menemaninya dalam saat-saat sulit itu karena situasi lockdown di seluruh karena pandemi flu menyerang Spanyol saat itu. Satu hal yang diinginkan Jacinta sebelum meninggal adalah Ekaristi, namun kerinduan itu tak sempat ia capai sampai meninggal dunia.

Pada tanggal 13 Mei 1917 sebuah kejaiban besar tercatat dalam sejarah perjalanan Gereja Katolik abad ke-20. Kala itu, di Bukit Cova da Iria, Dusun Fatima. Keuskupan Leiria dekat Pantai Barat Portugal, Bunda Maria menampakkan diri pertama kalinya kepada 3 anak gembala, yakni Lucia dos Santos berumur 10 tahun, sepupunya bernama Fransisco Marto berumur 9 tahun dan Jacinta Marto berumur 7 tahun.

“Sampaikan kepada dunia bahwa mereka tidak boleh mengecewakan Tuhan lagi, karena Tuhan sudah sangat kecewa!”, pesan Bunda Maria kepada anak-anak itu. Bunda Maria juga mengatakan akan ada perang mengerikan jika orang tidak bertobat. Saat itu Perang Dunia I sedang berkecamuk, dan kemudian diikuti perang Dunia II, namun pandemi Flu Spanyol yang akan merenggut nyawa Francisco dan Jacinta.

“Saya memikirkan Yesus yang sangat sedih karena dosa yang dilakukan terhadapnya,” kata Francisco kepada ayahnya ketika ditanya mengapa ia menangis.

“Ibu, terbanglah jauh dari kekayaan dan kemewahan,” kata Jacinta memperingati ibunya setelah ia mendapat penglihatan dari Bunda Maria tentang neraka.

Francisco meninggal dunia pada 4 April 1919 pada usia 10 tahun. Sedangkan Jacinta masih bertahan cukup lama di dalam penderitaannya seperti janji Bunda Maria. Dari kursinya di ruang karantina, dia hanya bisa memandang Tabernakel di kejauhan.

Pada Februari 2020, tepat 100 tahun setelah kematian Jacinta pada Februari 1920 dalam pandemi Flu Spanyol, pandemi covid-19 mulai menghantam ke seluruh dunia.

Saat mengkanonisasi kedua saudara kandung tersebut pada Tahun Kerahiman 2017 silam, Paus Fransiskus merekomendasikan Jacinta dan Francisco sebagai ‘model kehidupan Kristiani’ zaman ini.

“Francisco dan Jacinta adalah teladan untuk seluruh Gereja. Setelah perjumpaan dengan Bunda Maria, mereka sering mendaraskan Rosario, melakukan penebusan dosa dan mempersembahkan korban (Ekaristi) untuk mengakhiri Perang serta wabah dan untuk jiwa-jiwa yang paling membutuhkan belas kasih ilahi,” ungkap Paus Fransiskus.

Jika penyakit dan penderitaan adalah panggilan untuk bertobat dan kembali kepada Tuhan, maka Tuhan memanggil kita kepada pertobatan sebagaimana ditunjukkan oleh Francisco dan Yainta.

Herman Bataona,CMF

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles