HIDUPKATOLIK.COM-MAYORITAS masyarakat di kampung Mbeling, Ruteng, Nusa Tenggara Timur, beragama Katolik. Ketika kebijakan social distance, stay at home, atau work at home, dari pemerintah membuat umat Katolik merayakan Misa di rumah masing-masing.
Corong Kenabian
Meski imbauan pemerintah untuk membatasi aktivitas bersama, masyarakat yang 100 persen beragama Katolik memohon kepada gembala mereka Pastor Kasmir Jumat SMM agar selalu diadakan Misa. Sayang sekali, di kampung Mbeling, tidak ada fasilitas Internet yang memadai atau pun ada, sinyal seluler tidak stabil dan tentunya terhitung mahal dan menghabiskan kuota pulsa. Sementara keuangan paroki sangat tidak memadai bahkan kadang minus.
Tak ingin dibatasi oleh situasi itu, Pastor Kasmir SMM berusaha memenuhi kebutuhan umatnya. Sebagai man of prayer, Pastor Kasmir sangat ingin memenuhi tanggungjawabnya atas tugas pokok jabatan pelayanan: menguduskan, mengajar, dan memimpin.
Pastor Kasmir lantas menggalang dana dari relasinya di Jakarta. Selain itu, ia juga mencari sumber daya manusia untuk membantunya dalam menjawab kebutuhan umat. Lewat ketulusan hati penderma, jadilah satu set peralatan untuk menyiarkan Misa secara langsung. Peralatan itu yaitu sebuah corong yang dipasang di atas candi gedung gereja paroki menghadap kampung. Sound sytem itu mungkin tidak bernilai bagi orang-orang kota, tetapi bagi umat Mbeling, sangat dibutuhkan dan bernilai tinggi.
Loud speaker ini kadang-kadang memiliki multi fungsi alias sering “bongkar pasang”. Selain digunakan oleh gereja, juga digunakan untuk info dan pengumuman dari pemerintah, kadang-kadang untuk menyemarakan suasana desa saat masyarakat menjalani situasi stay at home.
Pengalaman Mengagumkan
Selama Masa Paskah, Pastor Kasmir terus melayani. Tak ada halangan apapun yang menyulutkan semangatnya untuk bertindak mewakili Kristus untuk hadir di tengah umat. Suatu pengalaman yang mengagumkan adalah ketika Pastor Kasmir mengantar hosti kepada umatnya.
Meski umat tidak pergi ke gereja menyambut komuni, maka Kristus lewat Hosti Kudus datang dan menyapa umat-Nya. Setelah Misa lewat corong gereja, Pastor Kasmir mengantar Hosti Kudus kepada umat. Nampak umat berbondong-bondong berdiri di pinggir jalan yang dilalui Pastor Kasmir.
Dengan menggunakan jubah lengkap termasuk kasula dan stola, tak ketinggalan alat perlindungan diri dari Covid-19, masker dan sarung tangan, Pastor Kasmir membagikan Hosti Kudus kepada umatnya.
Cerita Pastor Kasmir, ada satu pengalaman yang mengagumkan adalah saat Misa Paskah. Kala itu, hujar deras dan lebat sejak pukul 04.30 pagi. Memasuki Pukul 08.30, ketika sibori dibuka, hujan berhenti dan umat pun bisa berjumpah dengan Kristus.
Bagi Kepala Paroki St. Antonius Padua Mbeling ini, bila Tuhan berkehendak, tidak ada yang mustahil. Ini adalah tanda kehadiran Kristus yang nyata dalam situasi pandemik saat ini. Banyak umat juga menerima Hosti Kudus dalam keharuan dan hikmat.
Ada Kelegaan
Nampak dalam berbagai foto, betapa suasana kepolosan umat kecil yang menerima Kristus dalam hati mereka. Di pinggir jalan Mbeling, Kristus menampakah diri bak dua murid yang sedang melakukan perjalanan ke Emaus. Seperti para murid yang ketakutan setelah Kristus bangkit, dan Guru mereka datang menghembuskan damai sejahtera kepada mereka.
Umat yang sederhana menunggu Kristus lewat. Mereka tidak menunggu imamnya. Mereka tahu Hosti Kudus akan lewat dan memberi kelegaan kepada mereka. Kuk yang berat dan beban yang tak terhingga beratnya menjadi lega ketika mereka menerima Kristus dalam hati mereka.
Setelah prosesi pemberkatan keliling atau penerimaan hosti keliling, Pastor Kasmir kembali ke gereja dan melanjutkan Ekaristi tanpa umat. Umat dengan penuh keyakinan mengikuti Ekaristi hingga berkat penutup dari rumah.
Lewat corong itu, Pastor Kasmir bisa bersaksi tentang Kristus yang bangkit. Ia telah mewujudkan pesan Kristus kepada para murid: “damai sejahtera kutinggalkan kepadamu.” Lewat sikap dan pelayanannya, Pastor Kasmir telah membuktikan bahwa melayani tak harus dengan cara mengagumkan. Cukup membantu umat bertemu Kristus, itulah wujud kehadiran Kerajaan Allah.
Yusti H. Wuarmanuk