HIDUPKATOLIK.COM– “Aksi kita selama periode pandemi ini dapat diringkas dalam empat kata, yakni pencegahan, berdoa, kehidupan pastoral dan berbagi.” Inilah yang dikatakan oleh Uskup Agung Nicodème Anani Barrigah-Benissan dari Keuskupan Agung Lomè, Togo, Afrika Barat.
Dilansir dari Vaticannews, 15/4, Mgr. Barrigah-Benissan berbicara tentang bagaimana Gereja di negara kecil Afrika Barat menyikapi situasi dan kondisi di tengah masa kritis yang dikarenakan covid-19. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Togo, Afrika Barat, memiliki 76 kasus covid-19 dan dikonfirmasi sudah ada tiga kasus kematian, sejauh ini.
Mgr. Barrigah-Benissan menjelaskan kata pertama yakni pencegahan. Keuskupan Agung Lomè telah membuat kebijakan yang sama dengan Gereja Katolik universal untuk meniadakan Misa di Gereja. Selama Pekan Suci lalu, Misa dirayakan di Gereja Katedral tanpa partisipasi umat Allah. Hal yang sama berlaku untuk seluruh paroki di Afrika Barat.
“Kata kedua adalah,doa. Pandemi ini melampaui kemampuan manusia, maka dalam doa-doa kita, hendaknya memohon kepada Tuhan, meminta kesembuhan orang sakit dan mohon pembebasan dari wabah ini. Situasi krtitis ini merupakan kesempatan untuk meminta pengampunan atas dosa-dosa kita,” jelasnya.
Kata ketiga adalah kehidupan pastoral. Menurut Mgr. Barrigah-Benissan karena perayaan liturgi diadakan tanpa partisipasi umat, ia meminta para imam untuk lebih kreatif dalam menyapa umat. Misalkan untuk memberikan refleksi, homili, dan nasihat kepada umat melalui media sosial.
Terakhir, adalah berbagi. Mgr. Barrigah-Benissan menegaskan kembali bahwa umat jangan tinggal diam dalam keadaan kritis ini. “Memang, umat tidak akan dapat mengunjungi langsung, tetapi mereka bisa menyapa melalui telepon, sosial media, dan sebagainya. Temukan cara yang sederhana saja dulu untuk membantu mereka yang membutuhkan, ”pungkasnya.
Karina Chrisyantia