HIDUPKATOLIK.COM– Setahun sudah peristiwa berdarah pada Minggu Paskah, 21 April 2019 silam di Sri Lanka. Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjit mengatakan umat Katolik telah mengampuni para pelaku pengeboman.
“Kami tidak membenci, apalagi membalas mereka dengan kekerasan. Kebangkitan (Paskah) adalah penolakan total terhadap sifat egosime,” Kata Kardinal dalam Misa Paskah Live Streaming dari kediamannya, seperti dilansir Catholicnewsagency, 13/4.
Persis hari Minggu Paskah tahun lalu menjadi perisitwa berdarah yang tercatat dalam sejarah Gereja Sri Lanka. Sembilan pelaku bom bunuh diri saat itu menyerang dua gereja Katolik, satu gereja Evangelis dan tiga hotel yang menewaskan sekitar 259 orang dan lebih dari 500 orang terluka. Para pelaku diketahui tergabung dalam sebuah kelompok ekstremis lokal yakni Jamaah Thowheeth Nasional (NJT).
“Tahun lalu beberapa pemuda yang sesat menyerang kami, dan sebagai manusia saat itu kami sempat memberikan respon manusiawi dan egois. Tetapi kami merenungkan kembali ajaran-ajaran Kristus dan kemudian kami mengasihi dan mengampuni mereka,” kata Kardinal Ranjith.
Kardinal yang kini berusia 72 tahun ini telah berulang kali menuduh pihak berwenang gagal memberikan penjelasan yang jelas tentang bagaimana para teroris dapat melakukan serangan itu meskipun rencana serangan itu sudah tercium oleh pihak intelijen.
Pada bulan Maret lalu, dia mengatakan akan memimpin aksi protes publik jika pemerintah gagal menghasilkan laporan yang kredibel tentang persitiwa pemboman.
Umat katolik sangat ingin menghadiri misa dan kebaktian Paskah di gereja-gereja yang telah dibom itu. Namun upaya pemerintah untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19, membuat mereka harus merayakan Paskah dari rumah masing-masing.
Menurut Vatikan News, seperti dilansir CNA, Misa Paskah disiarkan secara live streaming dari dua Gereja Katolik yang pernah dibom, yakni Gereja Santo Antonius di ibukota Kolombo, dan Gereja Santo Sebastian di Negombo dengan pintu-pintu yang terkunci. Sebanyak lebih dari 150 orang tewas di dua gereja tersebut.
Vatikan News juga melaporkan para pemimpin Katolik berencana untuk mengadakan upacara peringatan atas peristiwa berdarah pada 21 April mendatang secara pribadi untuk mendoakan para korban.
Universitas John Hopkins mencatat lebih dari 217 orang telah terinfeksi COVID-19 di Sri Lanka, tujuh di antaranya meninggal pada 11 April
Herman Bataona,CMF