HIDUPKATOLIK.COM — Total jumlah kasus Covid-19 di Afrika bagian Selatan meningkat jadi lebih dari 1.650 dengan 11 kematian yang dikonfirmasi. Angka ini terbilang kecil disbanding banyak negara lain yang terpapar, namun kesenjangan sosial, termasuk kemiskinan, HIV-AIDS, dan sejumlah besar imigran gelap di wilayah itu, dikhawatirkan akan menjadi bom waktu yang siap meledak.
Menghadapi situasi itu, Pendiri dan Pimpinan Brotherhood of Blessed Gerard, Pastor Gérard Lagleder, OSB siap berada di garis depan untuk membantu masyakarat miskin dan rentan di Provinsi Natal Kwazulu, Afrika Selatan.
Brotherhood of Blessed Gérard merupakan fasilitas perawatan Organisasi Malta di Mandeni. Afrika Selatan. Tempat tersebut memiliki klinik, rumah sakit, panti asuhan, serta layanan perawatan kesehatan untuk pasien rawat jalan di daerah pedesaan.
“Kami menyediakan rumah sakit rawat inap terbesar di seluruh Afrika Selatan. Rumah sakit itu penuh dengan pasien yang lemah dan tidak punya kekebalan. Hampir 700 pasien AIDS sedang dalam pengobatan. Mereka adalah orang-orang yang paling berisiko meninggal akibat penyakit ini,” kata Pastor Gerard seperti dilansir VN, 6/4.
Dalam persiapan untuk lockdown, Pastor Gérard mengatakan, pasien diberi pengobatan untuk bertahan selama dua bulan, sehingga mereka tidak harus datang ke kliniknya. Strategi yang sama dipilih untuk Klinik Malnutrisi di mana makanan bayi didistribusikan kepada mereka yang membutuhkan untuk seluruh periode karantina.
“Saya sangat senang dengan personil kami. Mereka semua setia pada misi, dan selalu datang untuk merawat pasien dan anak-anak mereka,” ungkap Pastor Gerard.
Kepada Radio Vatikan, Pastor Gerard mengutarakan kekhawatirannya atas penyebaran Covid-19 sebagai sebuah gelombang tsunami yang akan menghantam negara tersebut. Ia juga mengatakan bahwa kementrian Kesehatan Afrika Selatan telah memperkirakan sekitar 40 juta infeksi virus koroan baru, yang akan mengakibatkan antara 90 ribu hingga 351 ribu angka kematian di negara itu.
“Masalah besarnya adalah bahwa sebagian besar penduduk tinggal di pemukiman yang tidak resmi dan di kota-kota di mana tidak ada social distancing. Jika anda tinggal di sebuah gubuk di mana terdapat 15 orang dalam satu kamar, maka tidak mungkin megupayakan social distancing” Ungkap Pastor Gérard seperti dilansir VN, 6/4.
Brotherhood of Blessed Gerard bekerja sama dengan pihak Departemen Kesehatan dan Pembangunan Sosial yang juga banyak memberi bantuan masker, desinfektan, dan sarana kesehatan lainnya. Sementara seluruh pekerjaan Organisasi Malta dibiayai oleh sumbangan dan hibah. “Kami tidak menjual layanan terhadap orang yang berkekurangan. Kami juga melakukan penggalangan dana online untuk membantu menyelamatkan hidup” tandas Pastor Gerard.
Herman Bataona,CMF