HIDUPKATOLIK.com – Kongres di Ambon menjadi kesempatan bagi kader PMKRI untuk terus merawat kebangsaan dengan menjadi pemimpin-pemimpin yang beradab.
Di atas panggung di Gedung Xaverius Ambon, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amal dengan tegas mengingatkan anggota Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik
Indonesia (PMKRI) agar tetap menjaga kebhinnekaan demi keutuhan NKRI. Pesan ini disampaikan Menpora saat membuka Kongres
PMKRI XXXI dan Majelis Pemusayaratan Anggota
(MPA) XXX tahun 2020 di Ambon, Maluku, Kamis-Selasa, 6-11/2/2020.
Di hadapan 500 peserta dari 72 cabang PMKRI dan
tiga calon cabang se-Indonesia, Menpora berpesan agar PMKRI terus membawa nama baik Gereja Katolik dalam kiprah di mana saja berada. Ia menceritakan, pengalamannya bertemu dengan berbagai alumni PMKRI yang telah menjadi orang-orang hebat. “Harapan pemerintah, PMKRI terus memperjuangkan semangat Pro Ecclesia et Patria. Selain itu menjaga nama baik Gereja dan Negara di mana saja,” kata Zainudin.
Pakai Otak
Tahun ini, Kongres PMKRI mengusung tema, “Mempertegas Komitmen Kebangsaan dan Memperkokoh Ketahanan Nasional Guna Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa di Tengah Arus Globalisasi”. Terkait tema ini, Uskup Amboina, Mgr. Petrus Canisius Mandagi, MSC mengatakan, tema ini sangat relevan dengan situasi bangsa ini. Mengingat, begitu banyak orang mulai melupakan akar toleransi, melupakan jati dirinya sebagai anak bangsa, semangat mempertegas komitmen kebangsaan mulai memudar seiring gerakan-gerakan radikalisme, dan sebagainya.
Situasi ini, kata Mgr. Mandagi, membuat kesejahteraan bangsa masih sangat jauh dari harapan. Ia berharap, agar kader PMKRI dapat memperteguh solidaritas kebangsaan dan kebhinnekaan demi kokohnya NKRI. “Saya berharap agar PMKRI bisa berkomitmen tegas kepada ideologi Pancasila, dengan terus menyuarakan toleransi dan memperkokoh ketahanan nasional di mana saja berada,” ujar Mgr. Mandagi.
Di akhir sambutannya, Mgr. Mandagi dengan tegas
meminta kepada para kader PMKRI agar dalam kebijakan dan keberpihakannya harus menggunakan otak. Artinya, PMKRI adalah wadah yang di dalamnya orang-orang berpendidikan maka harus menggunakan logika yang benar, sesuai dengan aturan dan ideologi Pancasila. “PMKRI harus jadi penegak kebenaran dan kejujuran dan itu bisa dilakukan jika pakai otak,” kata Uskup Mandagi.
PMKRI merupakan organisasi mahasiswa Katolik yang mendidik kader-kadernya untuk menjadi pemimpin bangsa. Untuk itu, Mgr. Mandagi meminta setiap kader dan anggota PMKRI untuk
mengedepankan keadaban dan nilai moral, sehingga dapat menjadi pemimpin yang beradab. “PMKRI harus lahirkan pemimpin yang beradab. Maka kader-kader PMKRI ke depannya harus menjadi pemimpin yang beradab, bukan pemimpin yang biadab,” ujar Uskup.
Sementara itu, Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno menyampaikan, bahwa pemerintah daerah
Provinsi Maluku sangat tertarik dengan program-
program kemasyarakatan yang berhubungan dengan usaha merawat kebangsaan. Hal ini bisa terekam dalam kegiatan Kongres PMKRI ini. “Pemerintah akan terus bekerjasama dengan ormas-ormas termasuk PMKRI agar sosialisasi isu-isu toleransi dan usaha memperkokoh ketahanan nasional dapat meresap ke dalam kehidupan masyarakat,” ujar Barnabas.
Yusti H. Wuarmanuk
Laporan: Jacob Ngobut (Ambon)
HIDUP NO.07 2020, 16 Februari 2020