HIDUPKATOLIK.COM Uraian berikut ini menjawab pertanyaan beberapa orang kepada saya. Mereka bingung atas pendapat yang mengatakan tidak benar bila dikatakan setan menempati hutan, pekuburan, rumah kosong, bukit dan gunung. Bahkan katanya ini bukan ajaran Gereja Katolik. Kebingungan mereka bertambah karena dihubungkan dengan hantu, dhemit, kuntilanak, gendruwo, sundel bolong, tuyul, dan lain-lain. Saya melihat bahwa umat butuh pengetahuan yang benar. Karena itu jangan mencampuradukkan materi pem-bahasan tentang setan menurut paham Gereja dan kelompok dhemit, kuntilanak, gendruwo, sundel bolong, dan sebagainya yang lebih cocok dibahas dalam Filsafat Budaya.
Nah, setan atau roh jahat itu tinggal di mana di bumi ini? Apakah setan dan roh jahat menempati hutan atau pohon atau rumah kosong atau pekuburan? Bagaimana ajaran Gereja tentang hal ini? Perlu saya luruskan dulu kata “menempati”. Tidak tepat bila dikatakan bahwa setan menempati rumah atau bukit dan lain-lain. Setan bukan benda mati yang didrop dari surga lalu ada yang tertinggal di gunung atau bukit dan lain-lain. Lebih tepat bila dikatakan di bumi ini setan memilih menempati pekuburan atau hutan dan sebagainya. Mengapa? Karena setan sebagai malaekat jahat dan berdosa, adalah makhluk rohani yang memiliki akal budi untuk memikirkan tempat mana yang cocok dan kehendak bebas untuk memutuskan mengambil tempat itu sesuai keputusan akal budinya. Justru sebagai makhluk rohani, setan bisa berpindah lokasi di mana saja, entah di hutan, di padang gurun, di rumah, di bukit atau di gunung, dan lain-lain, semua tergantung pada pilihannya.
Berikut ini saya tunjukkan data dalam Kitab Suci tentang pilihan bebas setan terhadap tempat yang dipilih sesuai keputusannya. Mari kita baca Injil Markus 5: 2- 13. Ayat 2 mengatakan: “baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia. Ayat 5 mengatakan “siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil beteriak. Ayat 7 mengatakan: Apa urusanmu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah Yang Maha Tinggi? Ayat 9: Yesus bertanya: Siapa namamu? Jawabnya: namaku Legion, karena kami banyak. Ayat 10: Ia memohon dengan sangat supaya Yesus jangan mengusir roh-roh itu dari daerah itu. Ayat 12: lalu roh-roh itu meminta kepada-Nya katanya: “Suruhlah kami pindah ke dalam babi-babi itu, dan biarkan kami memasukinya”.
Mari kita analisa teks ini. Siapa yang menyuruh orang itu ke kubur? Ternyata setanlah yang berperan mengantar dia ke kubur. Bukan saja kubur tetapi juga bukit-bukit. Ayat 5: “siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan bukit bukit. Mengapa ia bekeliaran di situ? Karena lokasi sudah dikenal dan banyak kali ia memilih menempati daerah itu. Logis kan. Karena kecintaan pada lokasi itu maka ayat 10: “Legion meminta agar Yesus jangan mengusir roh-roh ini dari daerah itu.
Kitab Suci dengan jelas menunjukkan pilihan bebas mereka, entah pekuburan, bukit-bukit atau gunung sesuai keputusannya. Ayat 12: “bukan cuma pekuburan, dan bukit-bukit, tetapi pilihan juga pada babi-babi. Nah, sedangkan babi jadi pilihan apalagi pohon, rumah, dan hutan. Seluruh uraian ini menunjukkan iblis bisa memilih tempat mana pun sesuai keputusannya. Babi bisa dipilih apalagi pohon, hutan, rumah, dan sebagainya. Orang hanya memahami ajaran Gereja kalau baca Kitab Suci dan teologi.
Pastor Aloisius Lerebulan, MSC Dosen STF Seminari Pineleng, Sulawesi Utara