HIDUPKATOLIK.com – Pukat KAJ selalu memakai momen Perayaan Imlek untuk menggalang dana membantu seminari di luar Jawa. Kali ini untuk Seminari Menengah St. Maria Bunda Segala Bangsa Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Deretan lukisan, patung, dan karya seni rupa bertema rohani dari seniman-seniman ternama berjejer di bagian luar ballroom Djakarta Theater,
Jumat, 7/2/2020. Malam itu, para anggota Profesional dan Usahawan Katolik (Pukat)
Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) dan Komunitas
Peduli Seminari (KPS) menyelenggarakan Imlek
bersama. Seperti perayaan Imlek dua tahun belakangan, kali ini Pukat KAJ kembali menggalang dana untuk seminari di luar Jawa. Kali ini sumbangan yang terkumpul akan disumbangkan untuk Seminari Menengah St. Maria Bunda Segala Bangsa Maumere, Nusa Tenggara Timur.
Di sela helatan acara, video dokumenter yang
menampakkan kondisi terkini Seminari Menengah
Maumere diputar. Tampak puluhan tempat tidur tingkat di barak tidur para seminaris yang sangat sederhana. Tidak semua dipan dilapisi alas yang empuk. Kalaupun ada, kondisinya sudah tak cukup
layak. Ruang tidur dalam kondisi ini tentu tidak nyaman, apalagi cuaca Maumere termasuk cukup panas.
Air yang digunakan untuk toilet pun tampak tidak
begitu bersih. Di ruang makan, tampak santapan yang sangat sederhana, dengan peralatan makan yang juga tidak memadai. Uskup Maumere, Mgr. Edwaldus Martinus Sedu mengatakan, keadaan itu adalah seperti bagaimana adanya. Namun, ia menyebutkan, Seminari Menengah Maumere yang
diinisiasi oleh mantan Uskup Agung Ende, (Alm.) Mgr. Abdon Longginus da Cunha, SVD, ini menjadi bagian dari usaha Keuskupan Maumere, untuk dapat bertolak ke tempat yang lebih dalam.
Di seminari yang telah beroperasi sejak 2002 lalu ini, terdapat 432 anak yang tengah mempersiapkan diri menjadi imam suatu hari nanti. Dari jumlah tersebut, 217 adalah siswa SMP, sisanya tingkat SMA. Sekitar 60 persen dari para seminaris berasal dari Keuskupan Maumere, yang baru berusia 15 tahun. Selebihnya, seminaris berasal dari keuskupan tetangga seperti Keuskupan Agung Ende dan Keuskupan Agung Larantuka.
Sementara itu pimpinan seminari, Romo Deodatus
Du’u, dalam tayangan video mengungkapkan, Seminari Menengah Maumere menjadi sekolah calon imam yang kelak akan melayani umat Gereja
lokal dan dunia. “Kalaupun tidak menjadi imam, mereka akan menjadi kader-kader awam yang berguna bagi nusa, bangsa, dan Gereja,” kata Romo Datus.
Ketua Panita Perayaan Imlek, Robert Budi Sutanto
menjelaskan, dalam penggalangan dana malam itu, selain penjualan karya seni, diadakan pula persembahan kasih dari para undangan serta lelang lukisan Maria Pelindung Abadi karya Lisa Tjokro, patung Bunga Kehidupan dan Lady of Faith karya F. Widayanto serta karya seni Last Supper, sumbangan Ignatius Jonan.
Ketua Pukat KAJ, Setya Handoyo Singgih menjelaskan, pemilihan Seminari Menengah Maumere didasarkan pada masukan dari Komisi Seminari Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). “Setiap tahun, kami selalu menerima masukan seminari tujuan dari Komisi Seminari KWI. Tapi, intensinya selalu untuk seminari di luar Jawa,” ujar Handoyo.
Handoyo menjelaskan, Komunitas Peduli Seminari
adalah bagian dari Pukat KAJ. Komunitas ini menjadi mitra Komisi Seminari KWI.
Hermina Wulohering
HIDUP NO.07 2020, 16 Februari2020