HIDUPKATOLIK.com – Dengan kehendak baik, persatuan Indonesia dan kepercayaan publik terhadap media bisa terjaga dan terawat.
Ketua Komisi Pemberatasan Korupsi, Komjen Pol Firli Bahuri, menghadiri acara buka tahun bersama Paguyuban Wartawan Katolik Indonesia (PWKI), di
Gedung Panca Gatra Lembaga Ketahanan Nasional RI, Jakarta Pusat, Jumat, 17/1.
Firli datang sekitar pukul 18.30 waktu setempat. Saat itu, sejumlah undangan tengah santap malam, usai Misa. Perayaan Ekaristi dirayakan
secara konselebrasi. Selebran utama adalah Sekretaris Eksekutif Komisi Komunikasi Sosial Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Pastor
Anthonius Gregorius A. Lalu. Ia didampingi oleh Pastor Paulus Christian Siswantoko, Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI.
Hampir 20 menit, mantan Kapolda Nusa Tenggara
Barat berada di dalam Gedung Lemhanas. Ia lalu
meninggalkan lokasi acara. Niat beberapa wartawan yang ingin menemuinya, kembali ke dalam aula dengan tangan hampa. Ada juga seorang wartawan media daring yang baru mengetahui bahwa Firli tak ada lagi di lokasi.
Tak dinyana, jelang pukul 20.00, Firli kembali ke aula. Dalam sambutan, ia meminta maaf kepada para undangan karena sempat meninggalkan lokasi acara. Sebab, katanya, pada saat bersamaan, ia harus memberikan keterangan pers kepada para pewarta, di Gedung KPK, Jakarta Selatan.
Ia mengapresiasi acara buka tahun yang dihadiri
para wartawan Katolik dari berbagai media. Terlebih, tema yang diusung dalam acara tersebut menyuarakan soal persatuan sesama anak bangsa. “Saya bersyukur, ada anak bangsa yang peduli dengan persatuan Indonesia. Di luar sana, tentu masih banyak juga yang peduli (dengan
persatuan Indonesia),” ujar pria kelahiran Sumatera Selatan ini.
Menurut Firli, itu semua tercipta karena adanya
kehendak baik. Tanpa itu, ungkapnya, tentu amat sulit mewujudkan cita-cita mulia tersebut. Ia yakin, kehendak baik itu pula yang mendorong dan memungkinkan acara buka tahun bersama PWKI
berlangsung. “Tanpa ada itu (kehendak baik), mungkin kita tak bisa menyediakan waktu untuk hadir di sini,” tutur mantan Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri ini.
Hampir senanda dengan Firli, Sekretaris Jenderal
Kementerian Komunikasi dan Informasi Rosarita Niken Widiastuti, mendorong seluruh wartawan memiliki niat baik untuk mewujudkan dan menjaga persatuan Indonesia. Salah satu implementasi dari niat baik itu adalah meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap isi pemberitaan.
Sebab, menurut Niken, media mainstream (arus
utama) memiliki peran amat penting dan sangat
strategis, apalagi sekarang ini kepercayaan publik kepada media terus meningkat dibandingkan kepercayaan publik terhadap media sosial. Alasannya adalah, media arus utama memiliki fungsi kontrol dengan memberikan klarifikasi atau sebagai pengecek fakt (fact checking) sekaligus pencerahan bagi masyarakat terhadap kebenaran suatu berita.
Sementara Ketua PWKI, A. M. Putut Prabantoro, dalam sambutannya, mengajak para anggota PWKI untuk membayangkan surga, di mana segala sesuatu yang amat indah dan baik ada di sana. “Bayangkan saja. Saya pernah ke sana kok,” canda Putut, disambut tawa para undangan.
Namun, ungkap Putut, semua keindahan dan
kenyamanan itu tak ada gunanya jika hanya ada anda sendiri di sana. Suasana itu akan lebih terasa jika ada orang lain juga di sana.
Selain ramah tamah, pada acara ini PWKI memberikan apresiasi kepada sejumlah tokoh nasional yang dianggap telah membuat Indonesia
berwarna dan indah terkait keberagaman budaya, suku, dan agama. Mereka adalah Staf Khusus Presiden, Gracia Billy Yosaphat Mambrasar (pegiat sosial), sutradara film, Joko Anwar, Anggota DPR RI termuda, Briggita Lasut, Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi, dan musisi serta seniman, Didi
Kempot.
Penghargaan seperti ini, terang ketua panitia acara, Asni Ovier Dengen Paluin, sudah berlangsung selama dua tahun berturut-turut.
“Sementara untuk acara buka tahun PWKI sudah
berlangsung selama lima kali,” ungkapnya.
Pada acara ini hadir Wakil Gubernur Lemhanas RI,
Marsdya TNI Wieko Syofyan, Kepala Badan Narkotika Nasional, Komjen Pol Heru Winarko, Wakil Ketua KPK, Lili Pintauli Siregar, Wakil Kepala Badan Intelijen Strategis, Mayjen TNI Handy Geniardi, Pangdam Jaya, Mayjen TNI Eko Margiyono, serta pejabat militer lain dan pemerintahan, kalangan pengusaha, dan berbagai
pemimpin media.
Yanuari Marwanto
HIDUP NO.04 2020, 26 Januari 2020