HIDUPKATOLIK.com – Menjunjung tinggi iman yang tahan banting dan menjadi kawanan kecil di tengah masyarkat Hindu dan Muslim.
Jembrana adalah sebuah kabupaten di Bali Barat dengan ibu kota yang berada di Negara. Dengan posisi ini, umat di Paroki Santo Petrus, Negara mempunyai ciri khas umat yang heterogen. Umat tidak berasal dari Bali saja, sebagian yang lain berasal dari Suku Jawa, Batak, dan suku-suku dari Indonesia Timur. Untuk itu, watak dan karakter umat juga beraneka ragam.
Kepala Paroki Negara, Pastor Martinus Emanuel Ano mengatakan, paroki berada di lingkungan masyarakat yang didominasi oleh umat Hindu dan Muslim. Umat Katolik sejauh ini berjumlah sekitar 900 jiwa, dan menjadi ‘kawanan kecil’ di tengah masyarakat majemuk Hindu dan Muslim. Dengan kenyataan seperti itu, dalam karya pastoral dan pelayanan, paroki lebih fokus membangun iman yang tangguh. “Itu penting agar mereka tahan banting, tahan uji, dan berani bersaksi di tengah masyarkat majemuk yang ada,” ujar Pastor Martinus.
Strategi atau pendekatan yang dipakai sejauh ini adalah mengajak umat mencintai Ekaristi (misa harian), doa bersama, sharing Kitab Suci, dan aneka bentuk kegiatan rohani. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan di gereja, paroki, lingkungan dan Komunitas Basis Gerejani (KBG).
Pastor Eman berusaha untuk selalu hadir di tengah-tengah umat dalam kegiatan-kegiatan ini. Ia menginginkan setiap umat aktif membangun imannya dan memiliki rasa cinta kepada Gereja Katolik yang satu, kudus, katolik dan apostolik. Dengan ini, Paroki Negera ingin menunjukkan wajah Yesus yang konkret sesuai kenyataan dan tantangan hidup di Jembrana. “Artinya, Gereja perlu menjadi bentuk kehadiran Yesus yang menyelamatkan dunia di sekitar dengan ajaran utamanya cinta kasih universal,” tambah Pastor Eman.
Nilai-nilai itu dimulai dari dalam umat sendiri. Pastor Eman menuturkan, umat perlu saling mencintai dalam iman, walau muncul dari latar belakang berbeda. Dengan cara ini, tutur Pastor Eman, cukup untuk membuat umat Paroki Negara menjadi Sakramen Kristus di tengah masyarakat Jembrana. “Artinya iman akan Allah Tritunggal dan Bunda Maria, dengan bantuan doa Santo Petrus sebagai pelindung, menjadi dasar yang kokoh dan kuat untuk terus bertumbuh dan berkembang dalam iman dan menebarkan cinta kasih universal yang menjadi visi dan misi Yesus di dunia dulu, kini dan selamanya,” terangnya.
Pastor Eman bertugas menjadi kepala paroki sejak 2015. Ia berharap agar Gereja St. Petrus Negara menjadi tanda dan sarana konkret kehadiran keselamatan Allah yang universal bagi dunia sekitarnya yang majemuk. “Karena itu, saya selalu mengajak dan mengajarkan umat untuk selalu menjadi pribadi yang 100% Katolik, 100% Indonesia dan 100% Jembrana,” pungkasnya.
Karina Chrisyantia
HIDUP NO.47 2019, 24 November 2019