HIDUPKATOLIK.com – Saya memiliki teman. Selama beberapa pekan belakangan ini ia terlihat sedih. Itu terjadi sejak ia harus keluar-masuk rumah sakit dan rutin berkonsultasi dengan dokter. Kesedihannya itu juga terlihat dari status atau story-nya di media sosial. Kalimat-kalimatnya juga terkesan suram, lebih banyak membahas soal kematian. Setiap kali saya dan beberapa teman bertanya tentang keadaannya, ia selalu menolak memberi penjelasan. Pada situasi seperti ini, apa yang bisa kami perbuat?
Ariani, Bogor, Jawa Barat
Salam hangat dan kenal ya, Mbak Ariani. Terima kasih sudah mau berbagi cerita. Kalau Mbak Ariani menunjukkan usaha untuk selalu hadir ketika teman membutuhkan bantuan, hal itu bisa jadi menunjukkan bahwa Mbak adalah sosok teman yang baik. Meskipun kadang kala, saat kita mempunyai niat baik untuk membantu teman, bisa saja kita mengalami kesulitan untuk mengetahui caranya, karena kalau dari cerita Mbak, sepertinya beberapa cara sudah dilakukan, namun tampaknya usaha itu belum membawa hasil positif.
Saya menghargai perhatian dan kepedulian Mbak terhadap keadaan teman. Ketika kita memiliki kepedulian kepada orang lain, terutama kepada orang-orang dekat, rasanya tak tega membiarkan dan melihat mereka menderita. Sangat wajar jika kita ingin membantu supaya mereka bisa merasa lebih baik dari situasi sebelumnya.
Kebanyakan kita rasanya tak memiliki niat untuk menyakiti teman atau orang yang dekat dengan kita. Hanya saja, terkadang kita merasa bingung untuk bersikap terhadap teman yang menunjukkan perubahan sikap dan perilaku ke arah yang negatif. Kebingungan ini bisa terjadi karena belum banyak informasi yang Mbak dan teman-teman lain ketahui dari yang bersangkutan.
Rasanya tak ada orang seorang pun yang menginginkan terjadi masalah dalam hidupnya. Sehingga sangat wajar kalau seseorang membutuhkan waktu untuk menerima kondisi yang sedang dialami. Bisa jadi teman Mbak mengalami kondisi yang tak diharapkan terjadi saat ini. Dengan kondisi seperti itu, rasanya menjadi sangat wajar pula jika teman Mbak butuh waktu untuk bisa menerima kondisi tersebut.
Saat seperti itu, wajar juga jika seseorang ingin mengolah segala pikiran, perasaan, dan perilaku dalam dirinya sendiri, maka bisa jadi orang tersebut belum memiliki keinginan untuk berbagi atau menceritakan kepada orang lain, meski kepada teman dekat atau saudara sekalipun.
Ada beberapa hal yang bisa dicoba untuk Mbak dan teman-teman lain. Misal, memberi waktu bagi teman Anda untuk mengolah dan memahami kondisi atau masalah yang sedang dihadapinya. Bentuk perhatian atau kepedulian bisa bermacam- macam, antara lain: mengingatkannya untuk makan atau membelikan makanan kesukaannya, membuatkan minuman, atau sesekali mengajaknya berlibur.
Biasanya seseorang yang tengah tak nyaman atau memiliki masalah, kadang melupakan hal-hal kecil. Saat itulah Anda bisa berbuat sesuatu untuk teman. Lokasi, tempat, dan kesempatan yang pas dan nyaman, dapat membuat seseorang terdorong untuk terbuka dan berbagi cerita kepada orang lain yang dipercayanya.
Bila Mbak adalah orang yang dipercaya, jadilah pendengar yang baik. Berusahalah untuk mendengarkan segala cerita teman, sehingga Anda diharapkan dapat berempati terhadapnya. Jika memang teman Mbak mulai menunjukkan tanda bahwa ia akan bercerita, Anda dapat menyatakan diri bisa dipercaya dan bisa juga menjaga rahasia mengenai apapun.
Hal ini terkait dengan rasa percaya yang sangat berharga dalam sebuah relasi. Kadang, bagi seseorang bisa jadi hal itu merupakan suatu yang tak mudah untuk diberikan kepada banyak orang. Selamat mencoba untuk melakukan hal-hal tersebut dan teruslah menjadi pribadi, yang berkenan untuk hadir secara nyata dan menjadi pendengar yang baik bagi teman yang membutuhkan.
Fransisca Rosa Mira Lentari
HIDUP NO.46 2019, 17 November 2019