HIDUPKATOLIK.com – Ketua FKUB DKI Jakarta, Dede Rosyada meminta lebih banyak tokoh bicara tentang perdamaian dunia.
Oktober lalu, lembaga kepausan untuk kehidupan, Pontifical Academy for Life, di Vatikan mengundang para tokoh agama-agama Abrahamik dari seluruh dunia untuk membahas penolakan terhadap eutanasia dan tindakan bunuh diri yang dibantu tenaga medis. Dua di antara para tokoh tersebut adalah Muslim Indonesia, yaitu KH Marsudi Syuhud dari NU dan Syamsul Anwar dari Muhammadiyah.
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, mengatakan ini adalah cara Vatikan yang sedang mempelopori gerakan memperkenalkan Muslim Indonesia di Eropa. “Paus ingin menunjukkan kehidupan beragama di Indonesia yang harmonis dan ingin memperkenalkan Muslim Indo kepada dunia.”
Kardinal Suharyo menyampaikan hal ini dalam kunjungan Forum Komunikasi Antar-Umat Beragama (FKUB) di Wisma Uskup, Kamis, 5/12. Kunjungan ini adalah yang pertama dalam sejarah. Ketua FKUB DKI Jakarta, Dede Rosyada yang datang bersama rombongan FKUB DKI dan FKUB kabupaten kabupaten di DKI, termasuk FKUB Kabupaten Kepulauan Seribu, menyatakan maksud kunjungan mereka adalah untuk menyampaikan ucapan selamat kepada Bapa Uskup atas pelantikan sebagai kardinal di Vatikan pada Oktober lalu.
Dalam sambutannya mengawali perjumpaan dengan Bapa Uskup, Dede menyampaikan rasa bahagia dan bangga dari FKUB sebab Bapa Uskup Suharyo kelak bisa ikut memilih Paus dan bukan tidak mungkin menjadi yang terpilih. “Kunjungan ini juga dimaksudkan untuk mempererat silaturahmi antarumat beragama,” ujarnya.
Mantan Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini juga meminta tokoh seperti Kardinal Suharyo untuk lebih banyak berbicara mengenai perdamaian dunia yang bisa menjadi penyejuk bagi warga masyarakat.
Menanggapi sambutan Dede, Kardinal Suharyo menyampaikan kegembiraannya dan rasa terima kasih atas pelayanan FKUB bagi masyarakat baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, serta atas inisiatif kunjungan FKUB. “Kunjungan seperti ini belum pernah terjadi dalam sejarah Keukupan Agung Jakarta (KAJ),” ujar Bapa Uskup.
Terkait penunjukannya sebagai kardinal, ia menyebutkan itu bukan karena prestasinya, tetapi karena Indonesia adalah negara mayoritas Muslim yang toleran. “Paus Fransiskus ingin agar dari Indonesia, dunia bisa belajar menjadi tetap harmonis dalam keberagaman,” ujar Kardinal.
Kardinal juga memperkenalkan Gereja Katolik Indonesia kepada para anggota FKUB yang terdiri dari perwakilan lengkap enam agama. Beberapa di antara mereka mengenakan pakaian khas sebagai identitas agama masing-masing. Sementara yang lainnya mengenakan batik. Pemaparan Kardinal Suhryo tentang arah dasar dan gerakan-gerakan pastoral di KAJ, rupanya memantik rasa ingin tahu anggota FKUB tentang Gereja. Karena keterbatasan waktu, Kardinal Suharyo mengatakan akan segera mengirimkan Ensiklopedi Gereja Katolik kepada setiap FKUB.
Hermina Wulohering
HIDUP NO.52 2019, 29 Desember 2019