HIDUPKATOLIK.com – Pohon Natal berdiri di tengah-tengah alun-alun pusat Kota Baghdad, Irak yang diduduki oleh para pemrotes anti-pemerintah, 6/11. Mengingat suasana protes yang masih berjalan di kota ini, maka umat Kristen di Irak membatalkan rencana perayaan Natal. Hal ini dilakukan sebagai wujud solidaritas dengan gerakan protes.
Selama protes ini, slogan-slogan dari Irak yang bersatu yang bebas dari sektarianisme bergema secara mendalam di dalam masyarakat. Sejak jatuhnya Saddam Hussein pada 2003 umat Kristen berkurang pengaruhnya di tengah meningkatnya politik yang didominasi Syiah dalam pemerintahan. Sejak itu juga, orang-orang Kristen juga telah meninggalkan Irak dalam jumlah besar selama bertahun-tahun. Mereka menjadi sasaran kelompok militan Sunni seperti Al-Qaida dan kelompok Negara Islam (ISIS).
Pada kunjungan baru-baru ini ke Lapangan Tahrir, Kardinal Louis Raphael Sako, yang adalah Kepala Gereja Khaldea di Irak mengatakan, bahwa hatinya tersentuh. “Secara moral dan spiritual kita tidak bisa merayakan sesuatu dalam suasana ketegangan seperti ini. Itu tidak normal untuk merayakan kegembiraan dan kebahagiaan kita sementara yang lain sedang sekarat,” kata Kardinal Sako seperti diberitakan www. cruxnow.com, (11/12).
Protes meletus di Baghdad dan provinsi-provinsi Selatan yang mayoritas Syiah pada 1 Oktober, ketika ribuan orang Irak pertama kali turun ke jalan menyerukan reformasi politik dan berakhirnya pengaruh Iran dalam urusan Irak. Setidaknya 400 orang tewas di tangan pasukan keamanan dan penyerang tak dikenal.
Antonius E. Sugiyanto
HIDUP NO.51 2019, 22 Desember 2019