HIDUPKATOLIK.com – Ada beragam komisi di Keuskupan Tanjungkarang yang bertujuan mewujudkan pastoral sesuai dengan visi-misi keuskupan. Sinergi antar komisi diperlukan agar pastoral dapat berjalan baik.
Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan (HAK) serta Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Keuskupan Tanjungkarang menggelar dialog lintas komisi dan bidang di Wisma St. Albertus Bandarlampung, Lampung Sabtu, 07/12. Kegiatan ini dimulai dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin Ketua Komisi HAK dan Kerawam Keuskupan Tanjungkarang, Pastor Philipus Suroyo, atau kerap disapa Pastor Roy di Kapel Wisma Albertus, Bandarlampung. Dialog diikuti 50 peserta.
Dialog lintas komisi dan bidang ini menghadirkan empat narasumber, di antaranya: Vikjen Keuskupan Tanjungkarang, Pastor Yohanes Samiran, SCJ, Bimbingan Masyarakat (Bimas) Katolik Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung, Matheus Yarkoni dan Pakar IT dari Kota Metro, Elda Tambara. Pastor Roy turut serta memaparkan materi mengenai “Spiritualitas Pelayan”.
Pastor Samiran mengatakan, menjadi garam dan terang tidak saja dilihat dalam gerakan-gerakan yang luar biasa, tetapi semuanya bisa dinilai dari praktik hidup sehari-hari. Ia menambahkan, kehadiran semua orang dalam pertemuan ini tak lain berupaya mewujudkan cita-cita keuskupan agar semakin menanamkan Kerajaan Allah di tengah-tengah umat. “Itu adalah praktik hidup sederhana dengan menghadirkan Kerajaan Allah bagi orang lain,” ujarnya.
Saat ini masyarakat juga dihadapkan pada tantangan untuk membedakan informasi yang valid dan tidak di dalam media-media elektronik. Elda Tambara menjelaskan, di dalam internet, terdapat berjuta informasi yang tidak benar. Di sana juga ada berita-berita hoaks yang dari waktu ke waktu muncul. Ia menjelaskan, hal ini menuntut kehati-hatian setiap orang untuk dapat membedakan mana informasi yang benar dan salah.
Komsos dan Kerawam
Pastor Roy mengatakan, komisi yang dipimpinnya merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan komisi atau bidang lain di Keuskupan Tanjungkarang. Ia berharap, dalam gerak langkah dan karya pastoral, semua bisa saling berkooperasi, bersinergi yang terintegrasi serta berjejaring antara satu komisi dengan komisi atau bidang yang lainnya.
Menurutnya, keberadaan dan kehadiran Komisi HAK dan Kerawam serta komisi-komisi lainnya bertugas membantu Uskup Tanjungkarang dalam melaksanakan tugas pastoralnya. “Terutama dalam merealisasikan visi dasar Keuskupan Tanjungkarang yang telah dibuat bersama,” lanjutnya.
Pastor Roy menambahkan, dalam menjalankan tugas pastoralnya, masing-masing komisi berdasar dan berpijak pada visi dasar pastoral Keuskupan Tanjungkarang. Semua bersinergi, berkoordinasi dengan komisi-komisi atau bidang yang lain. Ditegaskan Pastor Roy, atas dasar pertimbang dan pemikiran tersebut, maka komisi HAK Kerawam menginisiasi untuk mengadakan dialog lintas komisi atau bidang.
Tujuan diskusi ini, lanjut Pastor Roy, ingin membangun sinergi antar komisi di Keuskupan Tanjungkarang. Dengan kerjasama ini, maka gerak pastoral di keuskupan dapat berjalan semakin baik. “Sehingga komisi yang ada bisa bersinergi yang terintegrasi, dan berjejaring dengan komisi atau bidang lain,” tutupnya.
Robertus Bejo
(Bandarlampung)
HIDUP NO.51 2019, 22 Desember 2019