web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Beato Valeriu Traian Frențiu (1875-1952) : Bertahan di Bawah Cengkeraman Komunis

4/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.com – Gereja Katolik Yunani-Rumania tetap bertahan di zaman Komunis karena peran Uskup Valeriu Traian Frențiu sebagai penahbis para imam menjadi uskup rahasia.

Di Rumania, Gereja Katolik Yunani-Rumania pernah mengalami masa sukar saat Komunis menancapkan taring kekuasaannya sekitar tahun 1948. Penindasan di bawah otoritas ajaran Komunisme yang berakar pada Ateisme Marxis-Leninis, berhasil melengserkan kedudukan 12 uskup di setiap eparki (setingkat prefektur atau keuskupan). Akhir perjuangan ini adalah tujuh uskup dibunuh. Satu di antara mereka adalah Uskup Oradea Mare (Gran Varadino), Rumania, Mgr. Valeriu Traian Frențiu.

Merebut Hati Umat
Gereja Katolik Yunani-Rumania saat ini menjadi setingkat keuskupan agung dan menggunakan Ritus Bizantium, berbahasa Rumania. Gereja ini terdiri dari lima eparki yaitu Oradea Mare, Cluj-Cherla, Lugoj, Maramures, serta Eparki Santo Basilius Agung Bukares. Selain itu, ada satu eparki perantauan, yaitu Eparki Katolik Rumania Santo Gregorius di Canton.

Sebagai uskup di Eparki Oradea Mare, Mgr. Valeriu saat itu menghadapi dua situasi sulit. Pertama, gempuran Komunis yang merambat masuk dalam seluruh sendi kehidupan umat. Kedua, relasi dengan Gereja Ortodoks Rumania yang sangat menekankan pastoral “keselamatan iman” dengan menawarkan kemudahan-kemudahan ekonomi.

Pada masa itu, ada slogan, “Ada makan, ada Allah. Ada rumah, ada Gereja. Ada pakaian, ada keselamatan”. Slogan ini berhasil menghasut sebagian besar umat miskin, untuk melepaskan imannya demi kebutuhan lahiriah semata.

Sejak pengangkatannya sebagai Uskup Oradea Mare pada 25 Februari 1922, Mgr. Valeriu tidak berpastoral di belakang meja saja, ia keluar “kandang”. Sebagai gembala, ia berusaha merebut hati umatnya. Terbukti, ia seorang pekerja lapangan yang handal. Ia mengetahui kehidupan riil umatnya, karena terlibat dalam proses perjuangan mereka.

Agar terhindar dari “tipuan” Gereja Ortodoks Rumania, Mgr. Valeriu memberdayakan umat yang rentan. Salah satunya adalah mengizinkan umat menjual produk-produk mereka kepada para imam dan uskup dengan harga yang tinggi. Dengan cara ini, umat tidak menjual jerih usaha mereka kepada orang-orang Komunis dengan harga murah.

Selain dikenal sebagai uskup yang mencintai umat, Mgr. Valeriu juga sangat mengedepankan pastoral berbasis data. Saat itu, hampir tidak bisa dibedakan antara orang Katolik Yunani-Rumania dan umat Gereja Ortodoks Rumania. Tahun 1941, Mgr. Valeriu mendapat tambahan tugas baru. Ia diangkat sebagai Administrator Apostolik Eparki Metropolitan Făgăraş dan Alba Iulia, setelah terjadi sede vacante karena uskup sebelumnya, Mgr. Alexandru Nicolescu (1882-1941) tutup usia.

Sebagai administrator, Mgr. Valeriu sangat telaten dalam mengumpulkan data dan administrasi paroki. Kepada para imam yang lalai soal administrasi, tak jarang ia memberi teguran keras. Ia melayani di eparki metropolitan ini hingga tahun 1947 dan kembali melayani di Orade Mare.

Uskup in Pectora
Dalam dokumen Annuarui Pontificio tahun 2012, disebutkan Gereja Katolik berkembang di Rumania sejak 1687. Pada tahun ini, Gereja yang saat itu menganut Ritus Bizantium bergabung dalam persekutuan dengan Takhta Roma melalui Akta Persatuan tahun 1698. Dengan ini, para uskup mengakui otoritas tertinggi Paus sekaligus diberi hak untuk mempertahankan Ritus Liturgi Bizantium.

Dokumen ini menjabarkan perjuangan umat Gereja Katolik Yunani-Romania saat harus menghayati iman mereka dalam situasi sulit. Persekutuan umat menjadi buyar karena hadirnya komunisme. Rezim Komunis menggaungkan slogan “klerus Katolik anti demokrasi”. Uskup dan imam dipaksa untuk menolak taat kepada Paus, yang sangat kuat menentang Komunis. Di waktu yang sama, Gereja Ortodoks Rumania mengambil keuntungan dari perseteruan ini.

Tepat peringatan 250 tahun persatuan Gereja Katolik Yunani-Rumania dengan Takhta Suci, 21 Oktober 1948, rezim Komunis mengambil paksa sebagian besar umat untuk menjadi anggota Gereja Ortodoks Rumania. Kala itu, sedikitnya 1.500 umat Katolik menjadi Ortodoks. Hak milik atas berbagi aset Gereja Katolik dialihkan kepada Gereja Ortodoks Rumania termasuk properti milik biara juga disita negara.

Mgr. Valeriu yang menyaksikan situasi ini merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Uskup yang ditahbiskan sebagai imam pada 28 September 1898 ini memprotes rezim Komunis dengan khotbah-khotbah yang keras. Alhasil, ada beberapa uskup pun mendapatkan hukuman, bahkan dipaksa harus meninggalkan keuskupannya. Uskup yang mengenyam pendidikan teologi di Budapest (1894-98) ini merasa ada yang perlu dibuat agar Gereja terus berkembang. Salah satunya, ia mendorong para imam agar bersedia menjadi uskup in pectore (tanpa dipermaklumkan). Di masa ini, salah satu imam yang ditahbiskan adalah Mgr. Tit Liviu Chinezu (1904-1955), sebagai Uskup Auksilier Eparki Metropolitan Făgăras.

Melihat perjuangan para uskup ini, Patriarkh Gereja Ortodoks Rumanian, Iustinian Marina menawarkan sebuah kedudukan untuk Mgr. Valeriu. Namun, sang uskup harus meninggalkan Gereja Katolik. Tak main-main, sebab Patriark Iustinian menawarkan kepada Mgr. Valeriu menjadi Uskup Agung Gereja Ortodoks di Cluj dan Maramures. Dengan kedudukan ini, Mgr. Valeriu bisa dengan bebas mencalonkan diri sebagai Patriarkh Ortodoks Rumania berikutnya. Sayang, tawaran ini ditolaknya.

Akibat penolakan itu, Mgr. Valeriu ditangkap pada 28 Oktober 1948. Setelah itu ia dikirim ke sebuah penjara di daerah Dragoslavele. Dari sini, ia diasingkan di Biara Căldăruşani tahun 1949. Di biara “kamp” ini, ia menahbiskan beberapa imam menjadi uskup in pectora. Lewat tangan dingin pelayanannya, Gereja Katolik Rumania terus bertahan dan bergerak.

Melawan Komunitas
Pada masa kekuasaannya, rezim Komunis membunuh beberapa uskup. Mgr. Valeriu sendiri dieksekusi pada 11 Juli 1952. Di zaman ini, ada tujuh uskup meregang nyawa yaitu Mgr. Valeriu, Mgr. Vasile Aftenie, Mgr. Ioan Suciu, Mgr. Tit Liviu Chinezu, Mgr. Ioan Bălan, Mgr. Alessandru Rusu, dan Mgr. Iuliu Hossu.

Selama lebih dari 40 tahun di bawah genggaman Komunis, Gereja Katolik benar-benar mengalami kehancuran. Gereja Ortodoks Rumania tampak lebih berkibar karena kedekatan mereka dengan Komunis. Berkat Revolusi Rumania tahun 1989 Gereja Katolik Yunani-Rumania diakui lagi keberadaannya. Umat sejak itu dapat beriman dengan bebas dan tanpa rasa takut. Pelan tapi pasti, harta benda Gereja kembali kepada pemilik sejatinya. Kendati begitu, di sana-sini banyak umat tetap memilih menjadi anggota Gereja Ortodoks Rumania. Mereka inilah yang kemudian menjadi anggota Gereja Ortodoks Kripto Katolik di kawasan Utara Transilvania.

Proses beatifikasi para uskup ini dibuka oleh Keuskupan Făgăraş dan Keuskupan Alba Iulia, Rumania. Mgr. Valeriu mendapat gelar sebagai venerabilis pada 19 Maret 2019. Para uskup ini, termasuk Mgr. Valeriu, kemudian dibeatifikasi oleh Paus Fransiskus pada 2 Juni 2019.

Yusti H. Wuarmanuk

HIDUP NO.45 2019, 10 November 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles