HIDUPKATOLIK.com – Di masa Orde Baru, usaha penerbitan pers tidak begitu leluasa seperti saat ini. Namun, August Parengkuan berhasil membesarkan Kompas bersama Jakob Oetama pada masa-masa ini. Banyak yang heran, namun boleh jadi salah satu faktor keberhasilannya karena komunikasinya yang baik dengan Pemerintah, Departemen Penerangan, dan ABRI (sekarang TNI).
Direktur National News KG Media, Budiman Tanuredjo mengatakan, August merupakan pilar dan tulang punggung Kompas. “Era Orde Baru kan era di mana negara mengendalikan media, ada soal Surat Izin Usaha Penerbitan Pers, ada ancaman bredel, ada ancaman semua pihak, negara melakukan kontrol,” kata Budiman seperti diberitakan www.kompas.com, (17/10). “Pak August bersama Pak Jakob inilah yang selalu berinteraksi dengan Pemerintah, militer, Menteri Penerangan, dan yang membawa Kompas bisa survive sampai sekarang,” lanjutnya.
August menjadi wartawan di Istana Negara pada 1966-1971. Setelahnya, karier August melejit. Ia dipromosikan menjadi redaktur bidang politik Kompas pada 1981-1987. Ia juga pernah menjadi Wakil Redaktur Pelaksana Kompas tahun 1989-1990. Karier puncak August di Kompas terjadi saat ia menjabat Wakil Pemimpin Redaksi 1993-2000.
Setelah malang melintang di media, August mendapat kepercayaan di bidang yang berbeda. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengangkat August menjadi Duta Besar Berkuasa Penuh RI untuk Italia dan dilantik di Istana Negara, Senin, 3 September 2012. Dengan pengangkatan ini, August menambah deretan mantan wartawan yang akhirnya diangkat menjadi Duta Besar.
Perjalanan August di dunia harus berhenti. Ia wafat di Rumah Sakit Medistra Jakarta, Kamis, 17 Oktober 2019. Ia dimakamkan di San Diego Hills Karawang, Jawa Barat, Senin, 21 Oktober 2019.
Antonius E. Sugiyanto
HIDUP NO.43 2019, 27 Oktober 2019