HIDUPKATOLIK.com – Kendati tidak lagi berdiri di depan kelas, Marcellina Elfiana tidak bisa melepaskan diri dari dunia edukasi. Lewat sebuah brand kopi yang dikembangkannya setelah berhenti menjadi guru, Marcel – sapaan akrab alumna Fakultas Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta ini- tidak sekadar berbisnis kopi.
“Saya mendampingi para petani kopi di hulu, agar mereka memiliki semangat, dan bangga dengan hasil tanamannya. Lebih dari itu, agar mereka jangan sampai dibohongi para tengkulak hanya karena kebodohan yang dinamakan uang,” timpal mantan guru salah satu sekolah swasta di Bumi Serpong Damai, Tangerang Selatan ini.
Konkretnya, ujar kelahiran Yogyakarta, 10 Juli 1975 ini, semua kedai kopi yang menjual brand kopi produknya, mendapat pendampingan dari segi manajemen hingga mereka mandiri. “Jika mereka sudah mandiri, otomatis mereka akan dapat membantu dan menjadi berkat bagi sesamanya,” ujar lulusan Magister Managemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini.
Selain itu, kata Marcel, ia juga mengedukasi para pelanggannya. “Kopi enak itu kopi Indonesia, bukan kopi pabrikan karena asli. Dan, kopi yang enak harganya murah. Bukan berarti kopi yang enak harganya juga harus mahal,” tuturnya kepada HIDUP beberapa waktu lalu di Yogyakarta.
Mengapa Marcel banting stir dari seorang pendidik di sekolah formal menjadi seorang entrepreneur, ia berujar, “Prinsip saya hanya ini: Jika hari ini adalah hari terakhir, dan esok hari saya sudah mati, apa yang bisa saya lakukan untuk menjadi berkat bagi banyak orang.”
Hasiholan Siagian
HIDUP NO.42 2019, 20 Oktober 2019