HIDUPKATOLIK.com – Beberapa minggu terakhir ini, para uskup Kenya telah menjadi berita utama nasional karena meluncurkan kampanye nasional untuk mengakhiri korupsi selama enam bulan dimulai pada tanggal 5 Oktober. Lalu pada tanggal 31 Oktober, Konferensi Waligereja Kenya merilis doa untuk menemani perang salib anti korupsi. Para uskup Kenya mendesak warga untuk membuat komitmen pribadi melawan korupsi.
Sebagai bagian dari perang melawan korupsi, antara lain, para uskup memutuskan untuk melarang sumbangan dalam bentuk uang tunai dan hanya menerima yang dibuat secara elektronik. Hal ini memungkinkan untuk melacak para donor dan menghindari kompromi dengan uang yang asal-usulnya diragukan, demikian seperti diberitakan www.vaticannews.va, (31/10).
Bagian awal doa berjudul “Mari Kita Putuskan Rantai Korupsi” ini berbunyi demikian: “Bapa di surga, Engkau selalu menyediakan bagi semua ciptaan-Mu, sehingga mereka dapat hidup seperti yang selalu Engkau kehendaki. Engkau telah memberkati negara kami, Kenya, dengan sumber daya manusia dan alam yang kaya untuk digunakan dalam penghormatan dan kemuliaan dan untuk kesejahteraan setiap warga Kenya.
Kami sangat berduka atas kesalahan penggunaan berkat ini melalui tindakan korupsi, sebagai akibatnya banyak dari masyarakat kami tinggal dalam kelaparan, sakit, kehilangan tempat tinggal, susah mendapat akses pendidikan dan tidak berdaya. Bapa, Engkau sajalah yang dapat menyembuhkan kami dari penyakit yang menyebabkan kematian ini.”
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.46 2019, 17 November 2019