HIDUPKATOLIK.com – Setiap perjalan hidup manusia tidaklah sia-sia. Selain beriman dan mengasihi, manusia yang memiliki harapan. Di dalam perjalanan di dunia ini harus diakui bahwa setiap orang mengalami jatuh bangun. Namun, karena memiliki harapan maka tujuan perjalanan hidup menjadi jelas dan terang benderang. Manusia berasal dari Allah dan menuju kembali kepada Allah, Sang Pencipta.
Kematian adalah hal yang jarang dibicarakan, meskipun semua tahu, bahwa kematian adalah fakta yang pasti akan datang. Mengapa demikian? Mungkin karena budaya tabu membuat orang enggan membicarakannya. Mungkin juga karena sebagai manusia takut mati dan tidak mau cepat-cepat “berpulang”. Tetapi, pada akhirnya mau tidak mau berpikir tentang kemartiran. Manusia ingin meyakinkan dirinya dan sesama di saat-saat penuh duka nestapa meratapi kematian, bahwa hidup hanyalah diubah dan bukan dilenyapkan.
Oleh sebab itu, manusia mulai berani memperbincangkannya dan membuat permenungan tentang kematian, tentang kehidupan kekal, tentang surga, neraka dan api penyucian, tentang perjalanan kita sebagai orang percaya yang penuh harapan. Manusia mulai terlibat di dalam pembicaraan dan permenungan tentang kematian, terutama saat mendampingi sesamanya yang sakit. Tidak perlu takut membicarakan arti hidup kita “hic et nunc”- di sini dan sekarang, serta di masa yang akan datang.
Buku Berjalan dalam Harapan dapat dipakai sebagai pegangan untuk menyegarkan diri sendiri ketika harus berhadapan dengan situasi akhir hidup di dunia ini. Bisa jadi, perjalanan ini akan ditempuh dengan lebih gembira-ria meskipun secara manusiawi ada ketakutan juga. Yang paling penting tentunya setiap orang didorong untuk bertobat dan mengaku dosa, berjaga-jaga setiap saat untuk menghadapi bila saatnya telah tiba. Dengan demikian, hari akhir hidup ini menjadi hari yang didambakan.
Judul : Berjalan dalam Harapan
Penulis : Simon Rande OCarm
Penerbit : Karmelindo, 2019
Yesaya Singgih O.Carm
HIDUP NO.40 2019, 6 Oktober 2019