HIDUPKATOLIK.com – Paroki ini mengedepankan pelayanan berbasis data agar segala kebutuhan umat dapat terpenuhi sesuai proporsi dan tepat sasaran. Semangat solidaritas umat menjadi dasarnya.
Berawal dari pengalaman duka, membuat Paroki St Mikael Kranji mengajak umat untuk menyukseskan Program Rembuk Wilayah. Saat itu, jenazah umat paroki terpaksa harus “diinapkan” di aula pastoran St Mikael Kranji akibat keterbatasan tempat. Berdasarkan catatan selama tahun 2019, terhitung telah ada sebanyak enam jenazah umat yang diinapkan di ruang “penitipan jenazah” di paroki.
Belajar dari peristiwa pahit, paroki ini pun mulai melakukan pelayanan berbasis data. Rembuk Wilayah diadakan untuk mengawali penyusunan program agar pelaksanaannya tepat sasaran dan meningkatkan partisipasi sesuai dengan kondisi umat.
Kepala Paroki St Mikael Kranji, Pastor Anselmus Selvus Wege SVD menjelaskan, Rembuk Wilayah tidak berbeda seperti musyawarah bersama melibatkan seluruh umat, ketua lingkungan, ketua wilayah. Program ini bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan umat agar tepat sasaran. “Pelayanan pastoral kepada umat bukan berdasarkan kemauan seorang pastor, tapi berdasarkan kondisi umat di lapangan,” ujarnya.
Sebelumnya, Dewan Paroki Harian (DPH) melakukan kerja sama dengan pihak Litbang KAJ melakukan suvei lapangan. Dari survei ini akan muncul aspirasi. “Kemudian program yang dirancang, sesuai kondisi umat, bersinergi agar dilakukan tepat guna, dan memberikan manfaat bagi umat Katolik juga masyarakat pada umumnya,” ujar Pastor Ansel.
Rembuk Wilayah di Paroki Kranji ini dilakukan berbasis data. Bertujuan untuk menjaring aspirasi atau kebutuhan umat mulai dari tingkat lingkungan, wilayah dengan menggunakan data (Biduk). Sekertaris Dewan Paroki St Mikael Kranji, Benediktus Atmoko menjelaskan, dengan data ini, dapat diketahui demografi suatu wilayah juga lingkungan. Ia mencontohkan, dengan cara ini, apabila di suatu wilayah didominasi oleh umat lanjut usia maka akan dapat diketahui dengan pasti. Sebaliknya, apabila kondisi lingkungan lain didominasi oleh orang muda, maka paroki juga memiliki data yang valid. Tidak hanya itu, data dari Biduk juga memungkinkan untuk mengetahui latar belakang pendidikan umat. Benediktus menerangkan, dari basis data ini kemudian setiap lingkungan dapat merencanakan programnya. Sehingga, rancangan program antara satu lingkungan dengan lingkungan lain akan berbeda.
Bernadeta Ayu, Ketua Komunikasi Sosial Paroki Kranji mengatakan, Rembuk Wilayah mulai dilakukan sejak akhir tahun 2018. Saat ini sedang dalam pengolahan dan akan disosialisasikan kepada seluruh umat. “Proses ini sedang berlangsung dan diharapkan setiap lingkungan, wilayah menerjemahkan seluruh program itu sesuai dengan kondisi umat,” bebernya.
Tidak Mudah
Pastor Ansel mengakui pendataan dan penjaringan aspirasi ini tidak mudah. Hal ini membutuhkan partisipasi umat untuk ikut terlibat. Meski demikian, ia tetap mengimbau umat untuk menyukseskan program ini agar pelayanan menjadi semakin baik.
Ia menjelaskan, hasil survei Litbang paroki salah satu di antaranya menyebutkan 60-70 persen umat Katolik di paroki tersebut belum terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan. Pastor Ansel mengatakan, partisipasi umat dalam masyarakat yang belum optimal mendorong seksi Hubungan Antara Agama dan Kemasyarakatan (HAAK) bekerja ekstra keras guna memperoleh dukungan seluruh umat agar terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan.
Kehidupan umat dalam bidang ekonomi menjadi perhatian dalam survei. Menurut Pastor Ansel, bidang ekonomi ini akan terus ditumbuhkan dengan semangat solidaritas. Ia mencontohkan, saat ini sudah berjalan Credit Union (CU) di Paroki Kranji. Ia berharap usaha semacam ini semakin diperbanyak untuk dapat membantu perekonomian. Pastor Ansel berharap Rembuk Wilayah bisa memberikan solusi banyak hal bagi umat paroki St Mikael Kranji.
Konradus R. Mangu
HIDUP NO.39 2019, 29 September 2019