HIDUPKATOLIK.com – Pluralisme menjadi salah satu nadi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Semua ini mungkin. Pancasila menjamin kebebasan beragama, dengan meletakkan semangat dasarnya yang tertera pada sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Masyarakat yang majemuk ini dalam perjalanannya membawa dinamika sendiri. Pasang surut relasi antar-agama umum terjadi. Isu agama sering digunakan menjadi kendaraan politik. Padahal, setiap agama menjunjung tinggi nilai kerukunan, kedamaian, dan saling menghormati. Oleh karenanya, relasi antar-agama tetap perlu dijembatani dengan dialog.
Dialog antar-agama memiliki fungsi kritis ke dalam dan ke luar untuk membina relasi berkualitas. Dialog menawarkan masyarakat untuk melihat realita dan kemajuan bersama. Dialog menjadi strategi untuk mencegah ketegangan antar kelompok mayoritas dan minoritas. Kunci dialog antar-agama yang berbuah baik, harus dipersiapkan secara matang dengan memiliki mental keterbukaan. Dialog dijalankan tanpa meninggalkan nilai sejati iman dalam setiap agama yang dianut.
Romo Adolf Heuken SJ dalam bukunya Jesus dalam Al Quran mengupas serbaserbi Yesus atau Nabi Isa di dalam Al Quran. Buku ini bermaksud membuka cakrawala umat Kristen, agar mengetahui ajaran Al-Quran tentang Yesus. Dengan mengerti hal ini, umat Kristen dapat lebih mudah berdialog dan bertukar pikiran dengan umat Muslim.
Romo Heuken mengemas kisah Yesus dalam Al Quran dengan bahasa yang mudah dimengerti. Romo Heuken membantu pembaca melihat perbedaan siapa Yesus menurut pandangan Injil dan membandingkannya di dalam Al Quran.
Harapannya, pembaca dapat mensyukuri kesamaan dan menghormati perbedaan sebagai sikap dasar dialog yang jujur dan bermanfaat. Buku ini menekankan, bahwa sangat penting untuk mengerti akar agama Yahudi, Kristen, dan Islam menurut pandangan Islam.
Judul : Jesus dalam Al Quran
Penulis : Adolf Heuken SJ
Penerbit : Yayasan Cipta Loka Karya, 2019
Tebal : 69 halaman
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.39 2019, 29 September 2019