HIDUPKATOLIK.com – Lapas Narkotika Cipinang menjadi tempat keempat yang memiliki Gua Maria.
Udara segar, kanopi hijau, taman bunga, gemericik air, Gua Maria yang teduh. Rasanya seperti tidak sedang berada di lapas, tidak juga di Jakarta. Demikian pendapat Plt. Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Klas II A Jakarta, Edy Kurniadi, mengawali sambutannya pada peresmian Gua Maria di lapas Cipinang, Jakarta Timur, Rabu, 16/10.
Gua Maria ini terletak di samping wihara, tepatnya di depan Gereja El-Shaddai Lapas Narkotika Klas II A Cipinang. Hadirnya Gua Maria Fatima ini menambah energi positif ketika berada di lapas. Kepada para warga binaan Kristiani, Edy Kurniadi menyampaikan, dengan keberadaan fasilitas-fasilitas penunjang kehidupan rohani, lapas bukanlah tempat yang hitam, tetapi justru dari lapas para warga binaan akan menjadi lebih cemerlang.
Pembangunan Gua Maria ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 39 juta. Empat komunitas bahu-membahu mengumpulkan dana sebesar Rp 32 juta. Keempat komunitas itu memang aktif melayani di Lapas Narkotika Klas II A Cipinang, yaitu Komunitas Kasih Tuhan (KKT), Paroki Keluarga Kudus Rawamangun, Efata, dan Yayasan Pemulihan Insani Indonesia. Kekurangan dana ditanggung oleh pihak lapas.
Edy Kurniadi sebelumnya telah menjadi kepala di beberapa lapas dan mengaku telah bertemu dengan para ibu dalam komunitas-komunitas yang melakukan pelayanan di penjara. Berulang kali ia mengapresiasi para ibu atas kesetiaannya melayani para warga binaan Kristiani. “Saya pikir hanya melayani di lapas tertentu saja, rupanya ketika saya pindah lapas, saya bertemu kembali dengan mereka yang dengan sukarela melayani di hampir semua lapas,” ungkapnya.
Pembangunan Gua Maria ini tergolong singkat. Proses izin pendirian, kata Pembina Rohani Nasrani Lapas Narkotika, Yussiska Alex Erwanto, hanya dua bulan. Sementara proses pembangunan sekitar 25 hari. Kehadiran Gua Maria ini, kata Alex, membuat warga binaan juga merasakan hal yang sama seperti umat Katolik di luar lapas. Ia mengajak para warga binaan untuk berbondong-bondong datang ke gereja. “Para pejuang, baik dari kantor maupun stakeholder dari luar, seperti KKT, sudah berusaha dengan maksimal. Jika tak disambut, sayang energi dan biaya yang sudah dikeluarkan,” tuturnya.
Alex juga menyampaikan keinginannya agar gereja selalu penuh setiap ada pelayanan rohani. Ia meminta para warga binaan mengajak teman-teman yang masih berat hati agar berani melangkahkan kaki ke gereja. “Ketenangan ada di sini bukan di tempat lain. Yang belum terpanggil, panggilah pelan-pelan,” harapnya.
Gereja El-Shaddai bisa menampung hingga 150 umat. Pelayanan rohani bagi umat Kristiani di lapas narkotika ini dilaksanakan tiap Senin sampai Jumat. Alex mengatakan, setiap Kamis ada sekolah Alkitab.
Misa pemberkatan dilaksanakan secara konselebran oleh Vikaris Episkopal Keuskupan Agung Jakarta, Pastor Yosephus Edi Mulyono SJ dan Kepala Paroki Keluarga Kudus Rawamangun, Pastor Yulius Edyanto MSF.
Lapas Narkotika Cipinang menjadi lapas keempat yang memiliki Gua Maria setelah Lapas Klas I Cipinang, Rutan Cipinang, serta Lapas Klas I Tangerang.
Hermina Wulohering
HIDUP NO.44 2019, 3 November 2019