HIDUPKATOLIK.com –Siapa yang tidak tahu perayaan hari Halloween? Setiap tahunnya, di malam tanggal 31 Oktober, jutaan anak hingga orang dewasa berdandan dan menggunakan kostum pahlawan, public figure, sampai dengan hantu atau tokoh favorit mereka. Kemudian mereka berkumpul dan berpesta dengan atmosfer yang menyeramkan.
Kebanyakan, peringatan hari Halloween ini dirayakan di negara-negara Barat seperti Amerika Serikat dan Eropa. Dilansir dari Vaticannews, tidak sedikit orang yang menghubungkan Halloween dengan perayaan penyembahan berhala. Namun, perayaan yang telah dianut oleh dunia sekuler ini, pada dasarnya berakar kuat dari tradisi Katolik.
Dr. Malcolm Brown dari Institut Alcuin untuk Budaya Katolik, sebuah pelayanan Keuskupan Tulsa & Oklahoma Timur, menjelaskan kata Halloween merujuk pada Perayaan Semua Orang Kudus yang dirayakan pada tanggal 1 November oleh Gereja Katolik.
Menurut Brown, Halloween sendiri diambil istilah bahasa Inggris kuno, artinya, Hallows yang berarti “suci”; dan e’en, sebuah pemotongan dari kata malam, mengacu pada “berjaga-jaga”. “Jadi Halloween merupakan pesta perayaan pesta semua orang suci di mana umat Katolik merayakan kemenangan Gereja di surga, dan kehidupan para orang suci di bumi,” ungkapnya.
Sebenarnya, bagi Brown, Halloween yang selalu dikaitkan dengan sesuatu yang menakutkan atau misterius juga memiliki aspek Katolik. “Ketika kita berpikir tentang Halloween, saya pikir kita sering memikirkan setan dan wajah-wajah mengerikan”, kata Brown. “Tetapi bahkan ini, dalam tradisi Katolik, seharusnya menjadi pengingat kita akan kematian dan hal-hal terakhir”.
Sebelum memperingati Hari Raya Semua Orang Kudus, Brown melanjutkan, akan dimulai dengan Hallows’ Eve atau dapat disebut malam suci untuk berjaga-jaga saat perayaan Halloween. “Saat itu, kita juga memikirkan dan mengubah pikiran kita dengan sungguh-sungguh, mengenai kematian, penghakiman, surga, dan neraka . Dan berefleksi, karena kita semua akan mati dan ditakdirkan untuk dihakimi, lalu bagaimana kehidupan kita saat masih di dunia?” tutupnya seperti yang diberitakan Vaticannews, 31/10.
Karina Chrisyantia