HIDUPKATOLIK.com – Mgr Petrus Canisius Mandagi MSC bukan hanya milik tarekat MSC, Gereja Katolik, umat Keuskupan Amboina serta Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke. Uskup Mandagi adalah milik semua orang di mana pun dirinya berada. Ia tak hanya pemuka agama, tapi sekaligus orang tua dan saudara bagi pemerintah, masyarakat, dan umat beragama lain.
Irjen Pol. Royke Lumowa, Kapolda Maluku
“Monsinyur Mandagi itu orang hebat. Beliau jadi panutan saya. Beliau mengajari saya berbicara, berlaku adil, dan amat menjaga kebersihan. Dalam segala hal, maupun itu kebersihan diri, kantor, rumah, dan sebagainya. Saya berharap, Beliau tetap berada dan menjaga Maluku. Apalagi sekarang Beliau merangkap (sebagai Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke). Kasian. Apalagi ini sampai ke Papua. Yah, kalau toh Beliau pindah di mana pun, saya tetap mendoakan yang terbaik untuk Beliau.”
Wilhemus Yaowerisa, Ketua Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Provinsi Maluku
“Kalau boleh bilang, saya kayak saudara dengan Bapak Uskup. Karena dulu Beliau datang pertama kali ke Ambon, saya yang menjemput. Bahkan dulu pernah dianggap Tionghoa selama seminggu di Ambon. Masih membekas itu sampai sekarang. Selama ini Beliau enak diajak berkomunikasi dan selalu membangun persaudaraan sehingga kami terbangun kerja sama yang baik. Saya sebagai tokoh masyarakat di sini menyatakan, kami sangat bersyukur dengan kehadiran Beliau. Beliau mempunyai statement yang positif serta selalu menghimbau keterbukaan. Pokoknya jangan ada dusta di antara kita.
Irjen. Pol. (Purn) Murad Ismail, Gubenur Maluku
“Sebagai pemimpin umat Gereja Katolik, Uskup Mandagi turut berjasa membangun moral umat, termasuk membangun persaudaraan sejati antar umat beragama. Beliau ikut berkontribusi bersama pemerintah, TNI/Polri, tokoh agama dan masyarakat, dalam membangun perdamaian di Maluku, dan merawatnya hingga kini. Saat mau maju sebagai Gubernur, saya datang kepada Beliau sebagai pemuka agama untuk meminta doa serta restu. Selain Uskup Mandagi, tokoh-tokoh agama lain juga saya temui. Apa yang Beliau sampaikan itu, menurut saya bukan datang dari seorang tokoh agama saja, tapi seperti dari orang tua sendiri kepada anaknya. Serta Uskup Mandagi punya peran penting di masa kelam termasuk dalam mendorong perdamaian melalui Perjanjian Malino II.”
Nyoman Sukadana, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI)
“Ada dua hal yang paling berkesan bagi saya terhadap Mgr P.C. Mandagi, pertama adalah keuskupan seperti rumah saya sendiri, bebas keluar masuk. Sangat terbuka kalau berbicara tentang keberagaman dan perdamaian. Kedua adalah ketika Beliau bersemangat Maluku menjadi tuan rumah Utsawa Dharma Gita Nasional XIV 2020. Ketika itu, Beliau bilang ‘Bagus! Saya buatkan surat dukungan.’ Peran Keuskupan Amboina ini mendukung kegiatan-kegiatan keagamaan yang menumbuhkan serta menguatkan toleransi antarumat beragama di Maluku.
Pendeta A.J.S.Werinussa, Ketua Umum Gereja Protestan Maluku (GPM)
“Uskup Mandagi adalah uskup di hati Gereja Protestan. Beliau bukan hanya dekat dengan para pendeta tetapi juga umat Gereja Protestan. Beliau itu sangat responsif terhadap masalah kemasyarakatan. Beliau berani mengatakan secara apa adanya walaupun kadang berbenturan dengan para penguasa. Yang masih melekat di hati, saat saya terpilih menjadi Ketua Sinode tahun 2015 justru Bapak Uskup yang inisiatif untuk memestakan saya sebagai tokoh agama yang baru dengan makan bersama di sebuah restoran. Lalu, jika bertemu dengan para pejabat pemerintah, Bapak Uskup inisiatif juga untuk memperkenalkan saya. Bagi saya itu sah-sah saja. Sungguh, warga Katolik di Maluku beruntung mempunyai Uskup Mandagi.”
Pastor Yohannes Herman Joseph Luntungan MSC, Provinsial MSC Indonesia
“Nil nisi Christum, tak ada yang lain selain Kristus. Inilah semboyan episkopal yang dipakai Mgr Canis (Mandagi) saat ditahbiskan menjadi Uskup Amboina. Semboyan yang sama sebelumnya dipakai Almarhum Mgr Nicolaus Verhoeven MSC, Uskup Emeritus Manado. Dari inspirasi semboyan episkopal ini, bagi saya menjadi jelas siapakah Mgr Canis. Mgr Canis pekerja keras dan tuntas dalam mengemban tugas-tugas dan tanggung jawab yang dipercayakan kepadanya. Beliau melandaskan seluruh episkopatnya kepada dan dalam Kristus – datang kepada Yesus, menghadap-Nya, serta mempersembahkan sepenuhnya episkopatnya dan suka dukanya di bawah kaki Yesus, memandang mata-Nya yang penuh kasih. “Hatiku mengikuti Firman-Mu. Carilah wajah-Ku! Maka wajah-Mu kucari, ya Tuhan (Mzm. 27:8-9).” Semoga dalam masa bakti yang masih tersisa ini, Mgr Canis mampu menghadirkan dan menularkan semangat Kristus untuk membangun Keuskupan Amboina yang semakin berdaya pikat, berdaya tahan, dan bersahabat. Proficiat!
Abdullah Latuapo, Ketua MUI Provinsi Maluku “Bapak Uskup selalu mengatakan, dalam mengatasi permasalahan, itu harus didasari rasa keikhlasan dan cinta kasih. Hal itu yang utama. Dengan dasar cinta kasih, semua permasalahan antarumat itu dapat diselesaikan. Jadi, Bapak Uskup jika kasih sambutan selalu berpesan seperti itu. Selaras dengan ajaran agama Islam di mana cinta kasih itu harus kita sebarkan antara seluruh umat. Uskup Mandagi sudah menyatu dengan masyarakat Maluku begitu pula sebaliknya. Jadi harapan saya kalau bisa tetap Uskup Mandagi dipertahankan saja di Ambon.”
Karina Chrisyantia (Ambon)
Laporan : Yola Salvia
HIDUP NO.38 2019, 22 September 2019