HIDUPKATOLIK.com – Wajah Irena Herdianto, sapaan akrab Iren, tersipu malu saat mendapatkan banyak pujian dari peserta Kongres Misi 2019 Komisi Karya Misioner Konferensi Waligereja Indonesia (KKM KWI) di Jakarta awal Agustus 2019 lalu.
Sebelum kongres resmi dibuka, Iren menghibur para peserta dengan suara merdunya. Menyanyikan empat buah lagu, ibu beranak dua ini juga melantunkan lagu ciptaanya yang berjudul My Savior di hadapan peserta dari 37 keuskupan dan Nuncio Apostolik, Mgr. Piero Pioppo.
My Savior juga menghantar Iren menjadi pemenang dalam Unlimited Worship Song Competition yang diadakan dalam acara Unlimited Worship Conference and Charity Concert pada tahun 2017 di Jakarta yang diadakan oleh BPK PKK KAJ. Pada saat itu BPK PKK KAJ mencetuskan pembuatan lagu rohani yang diciptakan umat Katolik. “Karena selama ini, rata-rata lagu yang dinyayikan adalah punya Gereja Kristen Protestan, padahal talenta di Gereja Katolik sendiri mestinya banyak tapi memang belum ada wadahnya,” ungkap Iren.
“Awalnya enggak percaya diri karena belum pernah buat lagu. Tetapi karena banyak yang mendukung akhirnya aku coba,” ujar kelahiran Surabaya, 30 Juli 1970 ini. Sebelumnya My Savior bersyair bahasa Inggris. “Enggak tahunya terpilih dan oleh panitia diminta ubah ke bahasa Indonesia. Ya, akhirnya diubah dalam bahasa Indonesia kecuali bagian My Saviornya,” ungkapnya. Tidak disangka pula, tembangnya dijadikan judul album. Akhirnya sejak 2017, Iren mempromosikan album ini sampai sekarang
Umat Paroki St. Stefanus, Cilandak, Jakarta Selatan, ini mengaku lagu ciptaanya adalah sebuah ungkapan curahan hati dan refl eksinya terhadap Santo Agustinus. “Aku sangat kagum sama St Agustinus. Ia pernah bilang kita tidak akan pernah bisa tenang sebelum kita tenang dalam Tuhan. Tuhan sendiri adalah penyelamat semua orang. My Savior!” imbuhnya.
Karina Chrisyantia
HIDUP NO.35 2019, 1 September 2019