DI Indonesia, satu-satunya keuskupan yang memiliki kantor atau tim khusus eksorsis adalah Keuskupan Agung Pontianak. Menurut Uskup Agung Pontianak, Mgr Agustinus Agus, kehadiran kantor atau tim khusus tersebut karena melihat dan merasakan kebutuhan umat di keuskupannya. “Alam dan pengaruh seperti itu (kuasa kegelapan) masih menyelimuti diri kita,” ungkap Mgr Agus, saat ditemui di wisma Keuskupan Agung Pontianak, Kamis, 19/9/2019.
Terkait kenyataan seperti itu, salah satu peserta bertanya kepada kepada Pastor Winston F. Cabading OP, imam eksorsis di Keuskupan Agung Manila. Bila di keuskupannya tak ada imam atau tim eksorsis, sementara ada umat yang berada dalam pengaruh kuasa kegelapan (setan), siapa yang menangani?
Menurut Pastor Winston, berdasarkan hukum gereja dan hukum Tuhan, tanggung jawab tersebut ada pada uskup setempat. “Jadi, silakan bawa umat itu (yang berada dalam pengaruh setan) kepada uskup Anda,” jawab Pastor Winston, dalam sesi tanya jawab pada hari kedua Konferensi Nasional Eksorsisme, yang berlangsung di Qubu Resort, Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat, 20/9/2019.
Konferensi Nasional Eksorsisme berlangsung selama empat hari, sejak Kamis-Minggu, 19-22/9/2019. Selain Pastor Winston, hadir sebagai pembicara Direktur Kantor Eksorsis Keuskupan Agung Manila Pastor Jose Francisco Syquia, Tim Exorcista Keuskupan Agung Pontianak Pastor Anton Silvanus dan Pastor Johanes Robini Marianto OP, Pastor Mingdry OP, Guru Besar Liturgi STFK St Paulus Ledalero Pastor Bernadus Boli Ujan SVD, dan Vikaris Judisial Keusku[an Bogor Pastor Yohanes Driyanto.
Kegiatan yang baru pertama kali diadakan di Indonesia ini dihadiri sekitar 300 peserta dari Indonesia, Malaysia, dan Timor Leste.
Yanuari Marwanto