HIDUPKATOLIK.com – Paus Fransiskus menyinggung kerusakan lingkungan dan korupsi dalam kunjungannya ke Madagaskar. Keduanya selalu menjadi isu penting di negara-negara Afrika.
Diperkirakan sejuta orang berkumpul di sebuah stadion di Kota Antananarivo, Madagaskar untuk mengikuti Misa yang dipimpin Paus Fransiskus, 8/9. Misa ini yang kedua diadakan dan dipimpin Paus dalam lawatan ke tiga negara di Benua Afrika.
Kerumunan umat Katolik dan masyarakat telah menunggu berjam-jam bahkan sebelum Paus datang. Mereka ingin melihat Paus yang untuk pertama kali mengunjungi negara pulau di Samudera Hindia. Beberapa media di negara itu menggambarkan, acara ini menjadi pertemuan publik terbesar dalam sejarah Madagaskar.
Pada kesempatan ini, banyak orang mengenakan topi putih dan kuning, warna yang menggambarkan bendera Vatikan, yang bertuliskan Paus Fransiskus. Mereka bersorak saat Paus berjalan melalui awan-awan debu merah yang disapu angin.
Dalam pesannya, Paus asal Argentina itu mendorong untuk membangun sejarah dalam persaudaraan dan solidaritas. Ia kembali mengingatkan pesannya dalam Laudato Si’i untuk menghormati bumi dan melawan segala bentuk eksploitasi.
Diketahui, bahwa dalam 60 tahun terakhir, Madagaskar kehilangan 44 persen hutan. Hal ini menjadi salah satu catatan Paus Fransiskus saat berbicara di hadapan pejabat pemerintah. Paus juga menyoroti korupsi sebagai bentuk ketidakadilan yang semakin menjerumuskan masyarakat dalam kemiskinan.
Paus menuturkan, pentingnya menjauhkan diri dari memperalat agama sebagai pembenaran atas tindakan kekerasan. “Betapa sulitnya mengikuti-Nya (Yesus) jika kita berusaha mengidentifikasi Kerajaan Surga dengan agenda pribadi kita. Atau, kita menyalahgunakan nama Tuhan atau agama, untuk membenarkan tindakan kekerasan, pemisahan dan bahkan pembunuhan,” ujar Paus seperti diberitakan www.rte.ie, (8/9).
Lawan Korupsi
Dalam lawatan kali ini, Paus Fransiskus mengunjungi tiga negara Afrika, Madagaskar, Mozambik, dan Mauritius, 4-10/9. Madagaskar berpenduduk 25 juta orang. Sebagian besar dari mereka hidup dalam kemiskinan dengan penghasilan kurang dari 2 dollar Amerika sehari. Negara ini adalah peringkat 152 dari 180 negara untuk Indeks Persepsi Korupsi pada tahun 2018.
Presiden Andry Rajoelina, yang menghadiri Misa bersama istrinya, terlihat mendengarkan pernyataan Paus, saat pemimpin umat Katolik dunia itu menyinggung soal korupsi. Atas hal ini ia pun berdalih sudah berjuang sekuat tenaga melawan korupsi. “Sebagai seorang Kristen dan lelaki negara bagian, saya berjuang tanpa henti melawan korupsi, kemiskinan, dan penyakit yang menjangkiti Madagaskar,” ucapnya dalam sebuah unggah Rajoelina di media sosial Twetter.
Orang-orang datang dari seluruh Madagaskar untuk mengambil bagian dalam Misa. Seperti yang dikatakan salah seorang peziarah kepada Crux, tidak tidur di tempat itu sebenarnya bukan pilihan bagi kebanyakan orang, karena mereka tidak punya tempat untuk pergi setelah acara doa yang dipimpin Paus pada hari Sabtu.
Sementara itu, Uskup Moramang, Mgr Rosario Saro Vella mengatakan, kunjungan Paus ini akan membawa banyak harapan bagi Madagaskar. Tidak hanya umat Katolik, masyarakat dari beragam latar belakang terlibat dalam mempersiapkan kunjungan ini. “Madagaskar adalah negara dengan banyak nilai, tetapi saat ini, mereka tampaknya ditutupi oleh batu. Ini negara yang sangat indah, tetapi ketika Anda tiba, apa yang Anda lihat adalah kemiskinan,” ujar Mgr Rosario.
Uskup asal Italia ini melanjutkan, Madagaskar adalah negara dengan penduduk yang sangat ramah, tetapi kekerasan mulai tumbuh. Ini adalah negara dengan orang-orang hebat, tetapi korupsi sedang muncul. Ia berharap Paus akan membantu “mengangkat batu itu,” sehingga bagian-bagian terbaik negara itu akan dipajang.
Antonius E. Sugiyanto
HIDUP NO.38 2019, 22 September 2019