HIDUPKATOLIK.com – Ketika memutuskan untuk bekerja sebagai tenaga pengajar di SMAK Seminari John Boen, Pangkalpinang, Antonius Aris Wibowo merasa miris melihat keadaan sekolahnya. “Mau nangis lihat gedungnya, itu cuma satu kelas, bekas Belanda, sempit, panas, ruang guru pun enggak beraturan, acak-acakan, karena masih gedung lama. Tapi katanya nanti akan dibangun gedung baru,” kenang Aris.
Resmi menjadi guru di SMAK Seminari John Boen pada 2013, hingga kini ia tetap setia mengajar, khususnya pada pendidikan Bahasa Indonesia. Sebagai seorang guru, Aris memang cukup dekat dengan murid-muridnya. “Saya memang menyampaikan kepada mereka, di dalam kelas sebagai guru kalian, di luar kelas itu hal yang berbeda. Jadi kami bisa lebih asyik, akrab, ngobrol, mereka juga tak segan bertanya metode belajar yang baik seperti apa,” tutur kelahiran Pangkalpinang 3 Maret 1988 ini.
Tantangan yang ditemui oleh alumnus Fakultas Pendidikan Bahasa Indonesia, Sastra Indonesia dan Daerah Universitas Sanata Dharma ini yaitu saat-saat menjelang Ujian Nasional. Anak didiknya mungkin merasa bosan dengan pelatihan soal-soal. “Jadi ada tekniknya ya diselingi nonton misalnya, baru mengerjakan soal lagi.” Kedekatan dengan anak didiknya itu pun membantunya memotivasi mereka untuk mengikuti lomba-lomba antar sekolah. Pada 2019 ini Aris berhasil mengantarkan muridnya mendapatkan juara 2 lomba debat yang diselenggarakan Kantor Bahasa Pangkalpinang.
Marchella A. Vieba
HIDUP NO.31 2019, 4 Agustus 2019