HIDUPKATOLIK.com – Setiap imam diajak untuk merawat panggilan sebagai anugerah Tuhan. Karena itu, pelayanan dalam kegembiraan adalah tanggapan atas anugerah itu.
Lazimnya, setiap peristiwa Misa Tahbisan Imam, seluruh anggota keluarga besar dan kerabat imam yang baru, akan ikut serta dalam perayaan sukacita tersebut. Pengalaman ini dirasakan Pastor Edi Prasetyo SCJ. Sebuah pengalaman yang mengharukan ketika nenek dari ibunya yang beragama Islam juga turut hadir mendoakan Pastor Edi.
Sontak foto Pastor Edi dan neneknya yang berjilbab menjadi viral di media sosial. Tanpa bertanya banyak orang menulis caption “seorang ibu beragama Muslim hadir dalam Misa Pentahbisan anaknya.”
Saat dihubungi, Pastor Edi mengatakan, menjadi suatu kesalahan ketika foto saya dan nenek dari ibu saya menjadi viral dengan tulisan caption yang keliru. “Saya tegaskan foto ini bukan ibu saya tetapi nenek dari ibu saya,” jelas Pastor Edi.
Menjadi Berkat
Terlepas dari foto itu, Pastor Edi mengatakan, harusnya kehidupan toleransi menjadi “jiwa” orang Indonesia. Sejak zaman dahulu, bangsa kita tidak saja mengenal satu agama tetapi ragam agama dengan berbagai suku, budaya, dan ras. “Setidaknya kehadiran keluarga besar saya yang beragama Islam adalah contoh keragaman yang tercipta dalam keluarga,” ujarnya.
Pastor Edi dan sembilan rekannya ditahbiskan oleh Uskup Tanjungkarang Mgr Yohanes Harun Yuwono di Gereja Sta Yusuf Pringsewu Lampung, Selasa, 20/10. Dalam khotbahnya, Mgr Yuwono setuju bahwa panggilan menjadi imam itu sebuah misteri. Karena sifat misteri itulah, panggilan itu disebut anugerah. Tuhan memberikan anugerah kepada setiap orang tanpa harus memberitahukannya terlebih dahulu.
“Rahmat itu lalu ditanggapi 10 diakon yang menjadi imam dan satu frater menjadi diakon,” ungkap Mgr Yuwono. Dalam tahbisan tahun ini, 10 diakon yang ditahbiskan berasal dari Kongregasi Imam-imam Hati Kudus Yesus (SCJ) dan satu frater menjadi diakon dari Keuskupan Tanjungkarang.
Mgr Yuwono terus mengingatkan para imam baru agar belajar setia pada Kristus. Kesetiaan ini adalah tanda sukacita sesuai tema perayaan, Servite Domino Laetitia, “Melayani Tuhan dalam Sukacita”.
Mgr Yuwono menegaskan, orang yang gembira hidupnya akan menyelematkan banyak orang. Kegembiraan adalah ciri khas para pengikut Yesus. Mereka yang bergembira, akan melayani tanpa tekanan.
Mereka yang ditahbiskan imam adalah Hubertus A. Kurniawan SCJ, Heroniymus I. Sepriandhika SCJ, Antonius Edi Prasetyo SCJ, Florentinus Suryanto SCJ, Leo Adi W SCJ, Ignatius T. Setiadi, Bernardus Chandra W. SCJ, Andreas Wihargiyanto SCJ, Paulus Dito R. SCJ, dan Alexander David B. SCJ. Serta seorang frater Keuskupan Tanjungkarang menjadi diakon yaitu frater Fransiskus Arisyanto.
Markus Harianto (Lampung)
HIDUP NO.35 2019, 1 September 2019