HIDUPKATOLIK.com – Paus Fransiskus dalam Seruan Apostolik, Christus Vivit, menegaskan, “Orang muda harus bertindak hari ini. Orang muda adalah pemeran utama.”
Sinode para uskup yang diadakan akhir tahun lalu 3-28/10/2019, khusus membahas tentang kaum muda. Inilah momen bersejarah bagi kaum muda. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Gereja Katolik, orang muda dilibatkan dalam perjalanan sinode yang berlangsung di Roma, Italia.
Sebagai hasil sinode bertema “Orang Muda, Iman, dan Pilihan Hidup” ini, Paus Fransiskus kemudian mengeluarkan Seruan Apostolik Christus Vivit (CV). Pada saat kemunculannya, dokumen ini layaknya sebuah “surat cinta”, dari Paus untuk orang muda.
“Kristus hidup dan Ia ingin kamu hidup” (CV art.1), kalimat ini menjadi kata pembuka, yang mengajak orang muda untuk hidup dengan penuh semangat. Paus menyampaikan berbagai pesan, nasihat, dan dorongan bagi orang muda untuk menjadi pemeran utama yang dapat membawa perubahan.
“Orang muda harus bertindak hari ini. Orang muda adalah pemeran utama.” Inilah kata-kata yang selalu disampaikan Bapa Paus kepada orang muda untuk membakar semangat mereka. Paus mengajak orang muda untuk tidak mudah menyerah dan melakukan berbagai inisiatif yang khas orang muda. Perjalanan sinode juga mengajak para orang tua, gembala, para pendamping dan sesama orang muda untuk bekerja sama.
Perjalanan sinode tidak berhenti di situ. International Youth Forum (IYF) ke-11 menjadi saksi tindak lanjut sinode ini. Pertemuan ini diselenggarakan Diskateri Awam, Keluarga, dan Hidup pada hari Rabu hingga Sabtu, 19-22/6 di Roma, Italia. Sebanyak 200 orang muda dan perwakilan komunitas dari seluruh penjuru dunia hadir. Indonesia sendiri mengirimkan mengutus Pastor Antonius Haryanto, Roswita Asty Kulla (Keuskupan Weetebula), dan Agatha Lydia Natania (Keuskupan Bogor). Ketiganya mewakili Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI).
Hal terpenting dari pertemuan ini adalah membahas implementasi Sinode 2018 dan bagaimana membagikan pesan yang terkandung dalam CV kepada orang muda. Perkembangan zaman, khususnya di bidang teknologi dan komunikasi telah mengubah pola hidup banyak orang. Maka dari itu, pendampingan anak muda harus selaras dengan kebutuhan orang muda yang akrab dengan teknologi.
Agatha mencatat berkaitan dengan orang muda di Indonesia, banyak orang muda Indonesia belum mengenal dan mengetahui makna dari Sinode dan bagaimana dapat berjalan bersama-sama demi mencapai kebaikan bersama.
Orang muda tidak perlu takut karena dalam perjalanan bersama ini orang muda dapat berbagi cerita, melakukan karya bersama dan belajar bersama,” tutur Agatha. Terakhir mengutip salah satu seruan Paus, Agatha kembali menekankan untuk berani keluar dari zona nyaman, “Ambilah risiko, meskipun hal itu berarti melakukan kesalahan (CV 143).”
Felicia Permata Hanggu
Laporan: Agatha Lydia Natania
HIDUP NO.30 2019, 28 Juli 2019