web page hit counter
Senin, 23 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Panggilan Butuh Proses

Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Sejak imam SDB pertama di Indonesia ditahbiskan pada 1997, kini jumlah mereka mencapai 70, termasuk bruder dan frater.

Uskup Agung Jakarta baru saja menahbiskan lima imam baru pada Kamis, 15/8, di Sasono Langen Budoyo, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur. Kelimanya adalah Pastor Albertus Monang Rianto Sidabutar, Pastor Andreas Subekti, Pastor Joseph Biondo Mattovano, Pastor Ignasius Harianto dan Pastor Marselinus Tanggu Daga. Dua terakhir adalah imam dari Kongregasi Salesian Don Bosco (SDB).

Imam SDB pertama dari Indonesia ditahbiskan pada 1997. Kini jumlah mereka mencapai 70, termasuk bruder dan frater. Provinsial SDB Indonesia, Pastor Andrew Wong, mengatakan panggilan SDB di Indonesia paling banyak datang dari Flores, Nusa Tenggara Timur. Suburnya panggilan tarekat ini di Tanah Air, kata Pastor Andrew Wong, membuat Indonesia sejak tahun lalu dipisahkan dari Provinsi Timor Leste. “Sejak tahun lalu, superior kami di Roma memutuskan Indonesia terpisah dari Timor Timur karena sudah banyak panggilan SDB dari sini. Dulu kami satu provinsi Salesian,” kata imam asal Filipina ini.

Di akhir Misa Tahbisan, Sekjen KAJ, Pastor V. Adi Prasojo, dan Provinsial SDB, Pastor Andrew Wong, SDB membcakan informasi perutusan para imam baru. Para imam diosesan, ditempatkan di seminari dan paroki-paroki KAJ. Pastor Joseph Biondi Mattovano dari Paroki St. Monika BSD, Serpong, diutus menjadi staf Seminari Menengah Wacana Bhakti sebagai pamong umum. Pengumuman ini langsung disambut sorakan dan tepuk tangan dari para seminaris. Pastor Andreas Subekti dari Paroki Kalvari Pondok Gede dan Pastor Albertus Monang Rianto Sidabutar dari Paroki St. Arnoldus Janssen Bekasi, diutus sebagai pastor rekan, masing-masing di Paroki Keluarga Kudus Pasar Minggu dan Paroki St. Matias Rasul Kosambi.

Misi Orang Muda
Sementara, kedua imam SDB diutus ke luar KAJ: Pastor Ignasius asal Manggarai, Flores melayani di sekolah, balai tatihan kerja, serta rumah pembinaan SDB di Sumba dan Pastor Marselinus asal Sumba di SMK St. Yusup dan asrama di Blitar, Jawa Timur. Dengan spiritualitas dari Santo Fransiskus dari Sales dan pelindung utama sekaligus pendiri, Santo Yohanes Don Bosco, Kongregasi SDB memusatkan misi mereka pada orang muda, khususnya yang miskin dan terlantar.

Pastor Marselinus mengatakan informasi perutusan sebelumnya telah disampaikan saat ia menjalani pastoral sebagai diakon di Paroki San Antonio de Padua Paranaque, Filipina. Dalam riwayat pastoralnya sejak tahun 2011, Pastor Marselinus mengatakan tidak banyak menemukan masalah. “Kecuali saat bertugas di Timor Leste, saya sangat kesulitan dalam bahasa. Dan saat menjadi formatur para postulan yang, harus selalu berusaha menjadi contoh yang baik,” ungkap imam berambut gondrong ini. Ia menambahkan akan merelakan rambut gondrongnya sebelum melangkah ke wilayah pastoral barunya di Blitar demi menjadi contoh yang baik bagi anak-anak didiknya.

Di antara kelima imam baru, dua imam SDB adalah yang tertua. Pastor Marselinus bergabung menjadi postulan sejak 2006. Ia mengakui panggilannya membutuhkan proses yang tak sebentar. Hal lain adalah karena para calon imam SDB menjalani studi filsafat dan teologi selama delapan tahun. Ia mengatakan semangat persaudaraan dalam kehidupan komunitas SDB adalah satu hal yang paling membahagiakan berada dalam SDB. Ia berharap mampu menjadi alat Tuhan yang mewartakan Tuhan, bukan dirinya.

Hermina Wulohering

HIDUP NO.34 2019, 25 Agustus 2019

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles