HIDUPKATOLIK.com – Pastor Antonius Didit Soepartono tak bisa melupakan pengalamannya sewaktu bertugas di sebuah paroki di Dekanat Pusat. Ada seorang bapak, kenang Pastor Didit, mempunyai anak berkebutuhan khusus (ABK). Anak itu selalu ditolak ke gereja karena selalu berteriak-teriak, berlari-lari, dan lain-lain.
Mendengar cerita tersebut, Pastor Didit berinisiatif untuk membuat Misa khusus untuk umat berkebutuhan khusus (UBK). Misa perdana diikuti oleh lima keluarga. “Banyak yang selama ini menyembunyikan anaknya, berani menunjukkan anak-anaknya kepada orang lain dengan segala keterbatasannya. Mereka menyadari, ABK yang mereka miliki itu adalah juga anak-anak Tuhan,” ungkap Pastor Didit di Gereja St Bartolomeus Taman Galaxi, Bekasi Selatan, Minggu, 21/7.
Pada hari itu, Dekanat Bekasi dan Yayasan Sinar Pelangi untuk kali pertama menggelar Misa untuk umat berkebutuhan khusus secara bersama. Ada sekitar 300 UBK hadir bersama para pendamping masing-masing. Sebagian besar dari mereka datang sekitar pukul 11.00, sementara Misa baru berlangsung pukul 13.00 waktu setempat. Para petugas liturgi dalam perayaan tersebut adalah umat berkebutuhan khusus.
Pastor Frans Telaumbanua SVD, yang turut menjadi imam pendamping dalam perayaan tersebut, berharap Perayaan Ekaristi untuk UBK bisa dibuat secara rutin. Harapan serupa juga disampaikan oleh Ketua Panitia Perayaan, D. Suprihandono, para pendamping, dan UBK. Asa mereka selaras dengan himbauan Paus Fransiskus agar Gereja merangkul dan memperbarui komitmen bersama dalam pelayanan terhadap UBK.
Yohanes Wawa Santoso
HIDUP NO.32 2019, 11 Agustus 2019