HIDUPKATOLIK.com – Lima puluh tahun yang lalu, manusia mendarat di bulan. Paus Fransiskus mengenang peristiwa bersejarah ini dengan mengungkapkan harapan bahwa keberhasilan tersebut dapat menginspirasi penggapaian pekerjaan ke arah yang lebih besar lagi.
Jutaan pria, wanita, dan anak-anak di seluruh dunia tak beranjak dari depan televisi terpaku menonton pria pertama yang mendarat dan berjalan di bulan, Neil Armstrong. Begitu juga Paus Paulus VI menghabiskan waktunya pada malam 20 Juli 1969 di kediaman musim panasnya di Kastil Gandolfo yang menampung Observatorium Vatikan. Saat Neil Armstrong mendarat di bulan yang pucat, Paus Paulus VI langsung bertepuk tangan dan berkata, “Kami selalu mendukungmu dengan harapan dan doa kami, bersama seluruh Gereja Katolik.”
Sudah menjadi rahasia umum, Paus yang telah dinobatkan menjadai santo ini memiliki ketertarikan besar pada luar angkasa.
Sedangkan di sisi belahan bumi lain, Ny. Michael Collins, istri pria yang bertanggung jawab atas modul komando, membawa anak-anaknya mengikuti Misa di Gereja Katolik St Paulus di Houston, di mana Misa sepanjang hari dipersembahkan untuk para astronot dan keberhasilan misi mereka. Sedangkan, Presiden Richard Nixon (Presiden AS saat itu) menghadiri kebaktian di Gedung Putih di mana seorang mantan astronot Kolonel Borman membaca sepuluh ayat pertama dari Kitab Kejadian. Bacaan ini merupakan bacaan yang ia baca ketika misi Apollo 8 melaksanakan perintah mengitari Bulan pada Malam Natal.
Lima puluh tahun setelah peristiwa bersejarah itu, para ilmuwan sepakat bahwa umat manusia harus mengambil langkah raksasa lain untuk mencoba menyamai pencapaian dan warisan Apollo 11 dan krunya. Signifikansi peristiwa itu tidak lantas hilang bersama Paus Paulus VI yang menjadi Paus pertama yang mengirim pesan ke ruang angkasa melalui ruang di mana ia memberkati tiga astronot yang baru saja mendarat di bulan, sebelum mengirimkan telegram berisi ucapan selamat kepada Presiden Nixon. Bagi Paulus VI, peristiwa “moonwalk” merupakan pengakuan kebesaran akan karya agung Tuhan seperti yang disampaikan oleh Veronica Scarisbrick dalam www.vaticannews.va, 18/7.
Tujuan Lebih Besar
Peringatan besar ini juga dirayakan oleh Paus Fransiskus bersama khalayak ramai di Lapangan Basilika Santo Petrus pada hari Minggu, 21/7, sehari setelah peringatannya. Ia menyatakan pencapaian tersebut merupakan perangkuhan mimpi yang luar biasa. Dalam homilinya, Paus menyatakan peringatan 50 tahun manusia berjalan di bulan menginspirasi upaya untuk membantu membangun rumah kita bersama di bumi.
Ia melanjutkan, harapan bahwa ingatan langkah besar bagi kemanusiaan akan memicu keinginan untuk maju di bidang lain. “Persitiwa ini dapat memicu keinginan untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yakni lebih bermartabat bagi yang lemah, lebih banyak keadilan di antara umat manusia, dan lebih banyak masa depan untuk rumah kita bersama,“ tuturnya seperti dilansir www.vaticanews.va, 21/7.
Lima puluh tahun kemudian, Paus Fransiskus telah mendedikasikan sebagian besar Kepausannya untuk memperjuangkan hak-hak mereka yang paling rentan dalam masyarakat saat ini serta untuk perawatan rumah kita bersama (bumi). Pada banyak kesempatan, Paus telah mengungkapkan melalui perkataan dan perbuatan keinginannya untuk membantu mereka yang membutuhkan seperti migran, orang miskin, orang sakit, orangtua, dan ibu bumi. Paus Fransiskus terus berbagi harapannya agar umat manusia terus terdorong mencapai mimpi yang lebih untuk tujuan yang lebih besar, yakni bertanggung jawab atas alam ciptaan.
Felicia Permata Hanggu
HIDUP NO.30 2019, 28 Juli 2019