HIDUPKATOLIK.com – Ia menggalakkan kampanye “stop cium lem aibon” di sekolah-sekolah. Baginya, siswa-siswa itu adalah masa depan.
Sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI), salah satu kebiasaan Mervin Sadipun Komber adalah mengunjungi sekolah-sekolah di daerah pemilihannya di Papua Barat untuk menyampaikan materi tentang Pancasila dan Bhineka Tunggl Ika serta Kampanye Stop Cium Lem Aibon, Stop Miras dan Sex Bebas. Suatu hari, Mervin mengunjungi sebuah Sekolah Menengah Kejuruan di wilayah Teluk Wondama. Seperti pada kunjungan-kunjungannya yang lain, ia diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan siswa-siswa yang ada.
Sekolah yang dikunjungi Mervin ketika itu, terkenal memiliki siswa anak-anak bandel. Hal ini pun terbukti. Saat diberi kesempatan untuk berbicara di hadapan murid-murid di sekolah itu, beberapa anak justru acuh tak acuh. Mereka asyik dengan aktivitasnya, seakan malas untuk mendengar pidato yang disampaikannya.
Saat melihat hal itu, Mervin tak tinggal diam. Menganggap mereka adalah adikadiknya, ia mengajak mereka mendekat. Seketika, komunikasi Mervin dengan anak-anak itu pun berjalan akrab. “Kini sekolah itu tak lagi dikenal dengan anak-anak yang bandel, sekolah itu kini menjadi salah satu sekolah favorit di sana,” ujar Mervin saat dijumpai di Gedung DPD RI Jakarta.
Stop Aibon
Terpilih menjadi anggota DPD RI sejak tahun 2009, Mervin memang menaruh perhatian khusus pada pendidikan di Papua Barat. Wujud nyatanya, ia mengkampanyekan tiga gerakan; stop cium lem aibon, stop narkoba, dan anti seks bebas. Tiga gerakan ini bertujuan menyadarkan para siswa untuk melawan peredaran narkoba dan kecenderungan seks bebas di kalangan pelajar. “Perhatian saya kepada mereka ini karena saya melihat, anak-anak sekolah ini adalah masa depan kita,” ujar Mervin.
Di sekolah-sekolah yang ia kunjungi, Mervin juga mendorong dibuat “kantin kejujuran”. Setiap siswa yang membeli barang di kantin ini, cukup memasukkan sejumlah uang ke sebuah kotak yang disediakan, sebesar harga barang yang dibeli. Ia berpendapat, dengan kantin ini, siswa dilatih untuk menjadi pribadi yang jujur. “Kantin ini tidak perlu ada yang menjaga, dengan begitu siswa dilatih menjadi pribadi yang jujur,” ujarnya. Pendidikan bukan menjadi perhatian satu-satunya Mervin. Saat melihat data besaran kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di daerahnya, ia juga berada di garis depan melawan kecenderungan ini. Ia tak tega melihat banyak wanita yang menjadi korban karena KDRT yang mayoritas disebabkan minuman keras.
Mervin mendirikan Yayasan Kangguru sebagai ujung tombak gerakan-gerakan yang ia gaungkan. Untuk mendanai gerakan ini, salah satunya ia menggandeng grup musik “Black Sweet” untuk memproduksi album lagu-lagu ciptaannya. “Ada beberapa lagu yang saya ciptakan, dari lagu-lagu itu saya mendapat dana untuk kampanye-kampanye yang saya galakan,” ujarnya.
Tancap Gas
Sejak terpilih menjadi anggota DPD RI, Mervin selalu berusaha untuk menjalankan pesan yang ia terima dari Uskup Manokwari Sorong Mgr Hilarion Datus Lega sewaktu memohon doa restu saat dinyatakan terpilih sebagai Anggota DPD RI tahun 2009. Bapa Uskup berpesan agar Mervin menjalankan tugasnya untuk mengabdi kepada masyarakat. Ia juga tak lupa menjalankan Novena Tiga Salam Maria di momen-momen penting menjelang pemilihan dan setelah ia terpilih.
Semasa Periode 2009 2014, walau jumlahnya tak banyak senator Katolik yang terpilih duduk di DPD RI, Namun meski jumlah mereka sedikit, mereka secara rutin mengadakan Perayaan Ekaristi bersama sesama anggota beragama Katolik di Gedung DPD. Dengan Misa ini, para Anggota DPD RI yg beragama Katolik membuktikan bahwa iman harus menjadi bagian dari tugasnya sebagai wakil daerah.
Mervin meyakini, saat seorang politisi tidak menyertakan firman Tuhan, maka hidupnya akan hampa.
Alhasil, pesan inilah yang terus diikuti Mervin. Saat ia terpilih menjadi Ketua Badan Kehormatan DPD RI, ia langsung “tancap gas”. Badan Kehormatan yang selama ini diabaikan, ia kembalikan fungsinya. Hanya butuh waktu setahun, ia berhasil menyelesaikan kode etik dan buku tata beracara DPD RI. Untuk menjalankan fungsinya, ia juga merevitalisasi Sekretariat Badan Kehormatan.
Tekanan menjalankan fungsinya sebagai Ketua Badan Kehormatan DPD RI dirasakan Mervin memang cukup berat. Apalagi pasca diselesaikannya kode etik dan pedoman tata beracara. Sejak itu, anggota DPD RI yang sering tidak masuk kantor dan alpa menjalankan tugasnya akan diberi peringatan. Untuk anggota yang melakukan pelanggaran berat, maka Badan Kehormatan DPD RI bahkan bisa diberhentikan sementara keanggotaannya.
Saat seseorang diberhentikan sementara, anggota juga diminta minta maaf kepada rakyat yang memilihnya sebagai syarat untuk dipulihkan lagi keanggotaannya. Mervin menyayangkan, ada anggota DPD RI yang sampai harus berhentikan keanggotaannya. Salah satu anggota yang diberhentikan ini, bahkan membawa masalah ini ke pengadilan. “Kami memiliki data-data valid pelanggaran yang mereka lakukan, sehingga saat mereka memperkarakan ke pengadilan, mereka tetap kalah,” ujar mantan Sekjen Pengurus Pusat PMKRI 2006-2009.
Pembangunan Papua
Sebagai seorang yang dipilih rakyat, Anggota DPD RI seharusnya menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya. Secara khusus, DPD RI berperan dalam menyusun undang-undang tentang pembangunan di daerah-daerah di Indonesia. “Mereka juga digaji oleh negara, sehingga sudah menjadi kewajiban setiap anggota untuk memikirkan kehidupan rakyat,” ujar Mervin.
Sebagai senator dari Papua Barat, Mervin mensyukuri pembangunan di Indonesia selama lima tahun terakhir ini. Khususnya di daerah pemilihannya, ia juga mengapresiasi pembangunan infrastruktur yang dilakukan pemerintah. Dengan hasil yang saat ini telah selesai, rakyat di Papua sudah dapat merasakan manfaatnya. “Bagi rakyat di Papua, mereka telah menganggap Presiden Jokowi sebagai sahabat, karena telah membangun Papua,” ujar Mervin.
Namun, Mervin juga memberi catatan. Pembangunan yang paling utama bagi rakyat di Papua adalah membangun manusianya. Pemerintah harus mampu menjadikan rakyat Papua sebagai pelaku utama pembangunan di daerahnya. Untuk mencapai tujuan ini, maka pendidikan bagi rakyat Papua harus menjadi perhatian utama tutup Komber yang dikenal juga dengan julukan Sang Cenderawasih.
Mervin Sadipun Komber
Lahir : Fakfak, Papua Barat 20 Juni 1980
Istri : Fransiska Okomanop
Anak : J.T.N.G. de Rossario M.S Komber, M.N.A. Lourdes P.S. Komber
Pendidikan :
– S1 : Universitas Cenderawasih, Papua
– S2 : Universitas Trisakti Jakarta
Jabatan :
– Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) 2009-2014, 2014-2019.
– Ketua Badan Kehormatan DPD RI 2017-sekarang
Antonius E. Sugiyanto
HIDUP NO.28 2019, 14 Juli 2019