HIDUPKATOLIK.com – Paus bertemu pemimpin Gereja Katolik Yunani Ukraina sehari setelah ia bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Dalam kedua pertemuan, Paus menunjukkan keprihatinannya pada beberapa konflik di dunia saat ini.
Sehari setelah audiensi pribadinya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Paus Fransiskus bertemu dengan para pemimpin Gereja Katolik Yunani-Ukraina, di Vatikan, 5/7. Ia mendorong mereka untuk bertahan dalam harapan dan doa, di tengah konflik di Donbas, Ukraina.
“Ukraina telah lama hidup dalam situasi yang sulit, selama lebih dari lima tahun, mereka terluka oleh konflik yang oleh banyak orang disebut ‘hibrida’. Konflik ini tersusun karena perang, di mana mereka yang bertanggungjawab disamarkan,” kata Paus seperti dilaporkan Vaticannews, (5/7).
Paus mengatakan, bahwa yang terlemah dan terkecil membayar harga tertinggi dalam konflik ini. Konflik ini menurutnya diperburuk oleh pemalsuan propaganda dan berbagai jenis manipulasi, termasuk upaya untuk melibatkan aspek keagamaan. Ia menyampaikan kepada Uskup Agung Kyiv-Halych, Mgr Sviatoslav Shevchuk dan para anggota Sinode Gereja Katolik Yunani Ukraina yang hadir dalam pertemuan itu untuk berdoa dan memupuk kehidupan spiritual sebagai prioritas.
“Kamu adalah Gereja yang tahu bagaimana berbicara secara spiritual dan bukan duniawi. Pada malam konflik yang kamu alami, seperti di Getsemani, Tuhan meminta umat-Nya untuk ‘berjaga-jaga dan berdoa’, untuk tidak membela diri, apalagi menyerang, ” kata Paus.
Paus Fransiskus berdoa agar Tuhan menghibur jiwa orang-orang yang kehilangan orang yang mereka cintai karena perang. Ia memohon agar orang-orang yang menanggung luka dalam tubuh dan roh mampu melihat masa depan yang lebih manusiawi
Lebih dari 10.000 orang telah tewas dalam pertempuran di wilayah Donbas sejak 2014. Kini, hampir dua juta orang telantar akibat konflik. Konflik di Ukraina Timur dimulai setelah aneksasi Krimea dan Revolusi Maidan Rusia di mana faksi Eropa dan NATO berusaha mendapatkan kekuasaan di Kiev. Oleh karena itu, Separatis Rusia di Donbas bereaksi dan mulai berkonflik dengan militer Ukraina.
Minoritas Kristen, termasuk Katolik dan Evangelis, yang tinggal di wilayah yang dikuasai sparatis Rusia di Donbas menjadi sasaran penculikan, penyiksaan, perampokan, dan perampasan. Bangunan gereja juga ikut menjadi sasaran serangan pada tahap awal pendudukan. Ini seperti dilaporkan the United State Commission on International Religious Freedom (USCIRF).
Isu International
Paus Francis tidak menyebut Rusia atas pertemuannya dengan Putin sehari sebelumnya. Sebuah pernyataan dari Kantor Pers Takhta Suci mengatakan, bahwa Paus membahas Ukraina dengan Putin dalam pertemuan selama 55 menit itu. Namun, laporan itu tidak memberikan rincian lebih lanjut.
Dalam pertemuan Paus dengan Putin, keduanya membahas mengenai perang di Ukraina Timur dan Suriah, hal ini seperti dilaporkan Vaticannews, 4/7. Dalam kedua konflik ini, Rusia memang memainkan peran utama. Keduanya juga menyinggung tentang masalah yang kini terjadi di Venezuela.
Di akhir pertemuan, Direktur Kantor Berita Vatikan, mengeluarkan pernyataan yang menggambarkan diskusi itu sebagai sebuah pertemuan yang ramah.
Antonius E. Sugiyanto
HIDUP NO.28 2019, 14 Juli 2019