HIDUPKATOLIK.COM-BANYAK setan ada di tempat ini. Kata-kata ini dilontarkan Kepala Paroki Ratu Rosario Jagakarsa Pastor F.X Sutarno MSF dalam Perayaan Ekaristi Pembukaan Tahun Ajaran baru 2019/2020 di Aula Persekolahan Don Bosco Pondok Indah, Jakarta Selatan, Rabu, 7/8.
Kata-kata ini membuat siswa-siswi di persekolahan Don Bosco Pondok Indah dan Pondok Indah Global School bertanya-tanya dimana setan itu? Pertanyaan ini sontak membuat suasana Misa menjadi riuh. Ada yang menanggap dan berkata itu setan, sambil menunjuk teman-teman yang ada di samping kiri dan kanan mereka.
Menjawab rasa penasaran para siswa, Romo Tarno, panggilannya, mengatakan setan zaman ini jangan kita anggap seperti setan zaman dahulu atau dalam Kitab Suci. Setan zaman ini sudah makin canggih.
Bila dalam Kitab Suci, setan itu dalam rupa fisik, zaman ini setan itu dalam bentuk perilaku hidup. Romo Tarno membeberkan beberapa kecenderungan sifat manusia yang masuk kategori “setan”. “Saat ini ada setan kemalasan, setan kesombongan, setan iri hati, setan dendam, dan perilaku negatif hidup lainnya,” tuturnya.
Romo Tarekat Keluarga Kudus ini melanjutkan, ada juga setan sebagai “makhluk halus” yang sering menggoda dan membuat manusia tidak bisa berkembang adalah setan ketakutan dan tak mau berjuang menjadi lebih baik. “Akhir-akhir ini banyak orang merasa putus asa, tidak mau berjuang menjadi yang lebih baik. Banyak yang pasrah pada nasib padahal masih ada banyak jalan keluar lainnya. Dan itu adalah setan, penggoda manusia untuk jauh dari Tuhan,” ungkapnya.
Kotbah Romo Tarno ini berangkat dari perikop Injil Mat. 15:21-28 tentang seorang wanita yang meminta kepada Yesus untuk mengusir roh jahat dari anaknya. Merefleksikan teks ini, Romo Tarno mengingatkan para siswa dan guru sebagai manusia lemah, untuk terus belajar berpasrah dan meminta tolong kepada Tuhan.
“Wanita dalam Kitab Suci tadi berseru ‘Tuhan, tolonglah aku’. Seruan ini sebenarnya mengajak kita manusia untuk berani keluar dari gengsi pribadi, rasa nyaman diri, dan meminta Tuhan hadir dalam hidup kita. Tanpa semua ini, Tuhan tak akan ‘mengusir’ setan dari hati kita,” tegas Romo Tarno.
Sementara itu menurut Kepala Sekolah SMP Seruni Don Bosco Romanus Indwarmoko, Perayaan Ekaristi ini menjadi program wajib sekolah baik reguler maupun internasional. Setiap memasuki tahun ajaran baru, sekolah selalu mengadakan Misa sebagai kesadaran meminta bantuan Tuhan untuk menyertai hidup semua orang baik yayasan, guru, pendidik, karyawan-karyawati. “Misa menjadi kekuatan supaya kita sadar bahwa segala sesuatu bisa terjadi karena campur tangan Tuhan,” ungkapnya.
Dalam perayaan Misa kali ini yang bertugas sebagai koor adalah SD Seruni Don Bosco, misdinar dari SMP, pembawa persembahan dan bacaan dari SMA.
Yusti H. Wuarmanuk