HIDUPKATOLIK.com – Salah satu watak terpuji seorang imam adalah siap diutus ke manapun.
Pastor paroki adalah gembala parokinya dengan tugas mengajar, menguduskan, dan memimpin umat Allah. Sejak ditahbiskan pada 4 Juli 1984, Pastor Jacobus Tarigan telah melayani sebagai pastor paroki di sepuluh paroki di Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Bagi Pastor Jack, sapaannya, di antara berbagai tugas pelayanannya sebagai pastor paroki, melayani dan mendoakan umat adalah hal yang paling dinikmatinya. “Yang paling mengesankan adalah ketika umat meminta untuk didoakan. Kemudian setelah kita doakan, Tuhan mengabulkan intensinya,” ujar Pastor Jack usai Misa Syukur 35 Tahun Imamatnya di Paroki Kristus Raja Pejompongan, Jakarta Pusat, Sabtu, 6/7.
Di mata umatnya, Pastor Jack dikenal sebagai imam yang sangat memperhatikan liturgi. “Romo Jack mempunyai perhatian khusus masalah liturgi. Kami sebagai umat parokinya bersyukur, sebagai gembala yang tahu dan paham tentang liturgi, Romo Jack memandu kami agar menghayati liturgi dengan benar,” ujar Wakil Ketua Dewan Paroki Pejompongan, Emon Winardi.
Lantaran kompentensinya itu, selain melayani paroki, ia juga menjadi dosen liturgi di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara. Menandai 35 tahun perjalanan imamatnya, Pastor Jack menulis buku berjudul Spiritualitas Liturgi. Buku tersebut merupakan pengantar untuk memahami dokumen-dokumen gerejawi tentang liturgi dan spiritualitas. “Kebanyakan umat cenderung memahami liturgi sebagai upacara dengan banyak peraturan dan tata perayaan. Padahal, liturgi harus dirayakan dengan hati beriman. Hati beriman itulah spiritualitas liturgi, khususnya Ekaristi,” kata lulusan Teologi Spiritualitas, Universitas Gregoriana, Roma, Italia, ini.
Uskup Agung Jakarta, Mgr Ignatius Suharyo, mengatakan, buku Spiritualitas Liturgi adalah “hadiah” dari Pastor Jack. Mgr Suharyo berharap, buku ini dapat membantu umat dalam memahami liturgi. “Semoga liturgi yang dirayakan oleh umat sungguh-sungguh menjadi perayaan dan ketika liturgi menjadi perayaan akan memberi kekuatan untuk siap diutus,” ungkapnya.
Selama 35 tahun, Pastor Jack melayani Gereja KAJ dengan tiga uskup yang saling berganti, yaitu Mgr Leo Soekoto SJ, Kardinal Julius Darmaatmadja SJ, dan Mgr Suharyo. Bagi Mgr Suharyo, Pastor Jack adalah sosok imam yang selalu siap untuk diberi tugas apapun. “Ini adalah suatu watak yang sangat terpuji dalam diri seorang imam.”
Dalam perjalanan imamatnya, Pastor Jack pernah tergabung dalam Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Imam kelahiran Deli Tua, Sumatera Utara, ini juga sempat melayani di komisi-komisi lain di KWI seperti Kerasulan Awam dan Karya Misioner. Saat ini, Pastor Jack juga mengajar di Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
Hermina Wulohering
HIDUP NO.28 2019, 14 Juli 2019