HIDUPKATOLIK.com – Keputusan untuk masuk menjadi biarawati sempat ditentang dan dianggap aneh oleh keluarga dan teman-temannya. Namun kegigihan dan keseriusannya untuk mengabdikan hidupnya meneladani hidup dan karya St Fransiskus dari Asisi, Theodora Antonia Maria Lemmers, atau yang kini dikenal dengan Sr Andre FCJM hingga kini bisa membuktikan dan terus menumpahkan hidupnya dalam karya pelayanannya.
Menginjakkan kaki di Indonesia, Sr Andre pertama kali berkarya di pedalaman Irian Jaya. Ia memberikan penyuluhan kesehatan selama empat tahun sebelum akhirnya kembali lagi ke Belanda. Seperti belum selesai, ia kembali ke Indonesia pada 1997, untuk masyarakat sederhana yang tinggal di kolong jembatan, dan tempat pembuangan sampah di Jakarta untuk melakukan hal yang sama seperti sebelumnya.
Namun, jiwa untuk melayani semakin membuncah. Sr Andre ingin menolong anak-anak penyandang disabilitas agar dapat keluar dari ‘isolasi’ masyarakat. Sr Andre membentuk Yayasan Sinar Pelangi untuk membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Sudah banyak anak-anak pasien bibir sumbing dan luka bakar menerima pertolongan dari yayasan yang didirikannya ini.
Kini 30 tahun sudah Yayasan Sinar Pelangi berdiri dan semakin kokoh mendampingi anak-anak yang membutuhan perhatian. Drama Musikal Pelangi Nusantara awal Juni pun menjadi simbol rasa syukur yang menandai 30 tahun karyanya ini. Sr Andre masih ingin terus melebarkan karya pelayanannya untuk Panti Wredha. Ia berharap semua orang bisa terlibat tulus demi cita-cita dan pelayanan bersama. “Terima kasih yang tak terhingga untuk para pemerhati Yayasan Sinar Pelangi, sehingga kami boleh tetap ada dan bisa melayani sampai pada hari ini,” tuturnya lembut.
Marchella A. Vieba
HIDUP NO.26 2019, 30 Juni 2019