HIDUPKATOLIK.COM– Paus Fransiskus mengatakan dengan tegas bahwa berkubang dalam kesedihan bukanlah sikap umat Kristen. Berbicara kepada umat yang setia mengikuti Misa pagi, Paus memberikan tips bagaimana mengatasi kesulitan hidup melalui dukungan dan kedekatan kepada Roh Kudus.
Paus Fransiskus mengajak para umat merenungkan tentang perjalanan Injil pada masa itu di mana Roh Kudus menjadi sang tokoh utama membakar semangat jemaat perdana. Homilinya ini berlangsung selama Misa Selasa pagi, 28/5, di Casa Santa Marta.
Paus mengomentari pidato perpisahan Yesus kepada para murid sebelum pergi ke Surga. Paus berkata bahwa Yesus memberi kita katekese sejati tentang Roh Kudus.
Paus Fransiskus menggambarkan suasana betapa sedihnya para murid mendengar bahwa Tuhan mereka akan segera meninggalkan mereka. Namun, Yesus mencela mereka dan menunjukkan bahwa “meskipun kesedihan telah memenuhi hatimu, (…) tetapi lebih baik bagimu jika Aku pergi”.
“Tetapi bagaimana mungkin orang tidak bersedih?” Paus melanjutkan, dan berkata bahwa “untuk melawan kesedihan, kita harus terus berdoa kepada Tuhan agar jiwa kita senantiasa diperbaharui oleh roh yang baru.”
Adalah Roh Kudus, kata Paus, yang memastikan bahwa kita terus diperbarui dan awet muda dalam iman.
Orang Kristen Pantang Bersedih
Roh Kudus, jelas Paus Fransiskus, memberi kita kemampuan untuk memikul salib. Pernyataan ini merupakan hasil olah permenungan Paus dalam merenungkan bacaan dari Kisah Para Rasul yang menceritakan bagaimana Paulus dan Silas, yang telah ditelanjangi, dipukuli, dirantai dan dipenjarakan, tetap menyanyikan lagu-lagu pujian untuk Tuhan.
Roh Kudus memperbarui segalanya. Roh Kudus menemani kita dalam hidup dan menopang. Paus menyebut Roh Kudus sebagai ‘Paraclete’. Ia menjelaskan arti kata “aneh” ini sebagai “Dia yang ada di dekat saya dan mendukung saya sehingga saya tidak jatuh, jadi semangat saya tetap awet muda,” tuturnya.
“Seorang Kristen selalu muda,” lanjut Paus, dan ketika hati seorang Kristen mulai menua, begitu pula panggilan Kristennya.
“Entah kalian memiliki hati dan jiwa yang muda, atau kalian tidak sepenuhnya Kristen sama sekali,” imbunya.
Berdialog harian dengan Roh Kudus
Sekali lagi Paus menegaskan bahwa kesedihan dan kesakitan akan selalu ada di sepanjang hidup manusia, namun kita harus memiliki sauh pengharapan yang kuat seperti Silas dan Paulus.
Ia menjelaskan bahwa di sinilah bagian ” awet muda” itu muncul ketika umat beriman melihat ke depan dengan penuh harapan. Tetapi untuk dapat memiliki semangat muda ini, diperlukan dialog setiap hari dengan Roh Kudus yang selalu bersama manusia.
“Ini adalah karunia besar yang Yesus tinggalkan bagi kita: dukungan ini, yang memungkinkan kita untuk maju,” ujarnya.
Dosa membuat jiwa menjadi tua
Paus Fransiskus mengakhiri kotbahnya dengan kata-kata penghiburan dan harapan yang mengatakan bahwa bahkan jika kita adalah orang berdosa, Roh Kudus membantu kita untuk bertobat dan melihat ke depan: “berbicaralah kepada Roh Kudus yang akan memberi kalian dukungan dan memulihkan keremajaanmu.!”
Dosa, di sisi lain, menuakan tubuh dan jiwa. “jiwa menua, segala usia bertambah. Dosa mempercepatnya,” ungkapnya.
Dalam kehidupan ada saat-saat sulit, tetapi di saat-saat ini “kita merasa bahwa Roh Kudus membantu kita untuk maju (…) dan untuk mengatasi kesulitan. Bahkan menjadi martir,” tuturnya.
“Marilah kita meminta kepada Tuhan agar tidak kehilangan kemudaan yang diperbarui ini, tidak menjadi orang Kristen yang telah pensiun dan telah kehilangan sukacita mereka,” katanya: “seorang Kristen tidak pernah pensiun, seorang Kristen hidup karena dia muda – ketika dia adalah seorang Kristen sejati.”
Sumber: Vatican News
Penerjemah: Felicia Permata Hanggu
Amin