HIDUPKATOLIK.com – Kanker itu akhirnya merenggut nyawa Pastor Michael Los tatkala ia masih di ruang perawatan di sebuah rumah sakit di Warsawa, Polandia, Senin, 17/6/2019. Karena derita yang mendera raganya, Frater Los ditahbiskan — sebagai diakon dan imam di tempat tidur pada Jumat, 24/5/2019 setelah mendapat izin khusus dari Paus Fransiksus.
Sehari kemudian, ia merayakan Misa perdana yang dihadiri anggota tarekat dan keluarganya.‘ Bersyukur’ bahwa sebelum saudari maut menjemputnya, ia sempat memberkati Presiden Polandia Andrzjef Duda yang dengan renah hati berlutut di kaki tempat tidur Pastor Los untuk diberkati imam dari tarekat Putera-putera Penyelenggara Ilahi tersebut. Peristiwa yang menimpa Pastor Los mendapat perhatian dunia sehingga banyak orang yang bersimpati dan mendoakannya.
Pastor Michal Los adalah peristiwa langka. Namun kepergiannya meninggalkan pesan mendalam terkait dengan masalah perawatan kesehatan para imam, biarawan-biarawati yang sepenuhnya telah menyerahkan diri kepada Gereja, entah melalui ordo/tarekat/ kongregasi atau diosesnya masing-masing. Entah mereka melayani di kota/kota metropolitan, pedalaman, pun di tempat-tempat yang masih sangat terbelakang, kondisi kesehatan mereka harus tetap prima agar mereka dapat menjalankan panggilan perutusannya dengan baik.
Adanya jaminan kesehatan mereka adalah suatu keharusan yang tak terbantahkan. Jikalau mereka sakit entah ringan atau berat, musti ada yang memastikan bahwa mereka mendapat perawatan yang sewajarnya. Jika mereka mengalami kecelakaan misalnya – mungkin sampai ada bagian tubuh yang harus diamputasi — harus ada yang menjamin seluruh biaya pengobatan dan perawatan mereka tanpa mereka sendiri harus berjuang mengupayakan biaya itu. Jikalau mereka berasal dari anggota tarekat/ordo besar dengan karya-karya besar di bidang kesehatan, tentu hal ini bukanlah sesuatu yang memberatkan. Namun, bila mereka berasal dari tarekat/kongregasi yang kecil, bagaimana mereka harus menanggulangi pengobatan atau perawatan kesehatan mereka.
Untuk konteks Indonesia, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan belakangan menjadi pilihan, termasuk bagi biarawan-biarawati bilamana memerlukan pengobatan atau perawatan kesehatan. Dengan kata lain, dengan adanya BPJS, baik tarekat maupun imam diosesan dapat memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan kelas pelayanan yang mereka perlukan. Minimal bahwa ini menjadi salah satu solusi yang tidak memberatkan semua pihak karena pemerintah memberikan jaminan. Namun, bagaimana jikalau harus memerlukan perawatan khusus seperti Pator Los? Apakah cukup hanya dengan mengandalkan BPJS? Tentu saja tidak! Perlu dipikirkan alternatif lain, bagaimana memberikan jaminan pelayanan kesehatan kepada para pelayan Tuhan ini agar mereka segera mendapat pelayanan tanpa harus melalui prosedur yang menguras waktu yang cukup lama.
Selain pentingnya jaminan kesehatan para pelayan kebun anggur Tuhan ini, praktik-praktik pencegahan juga perlu diperhatikan. Paus Fransiskus meminta agar para pelayan menjaga kesehatan, mengatur pola makan, olahraga, menjauhkan rokok dan alkohol. Di balik peringatan Paus itu tersirat pesan mendalam agar setiappelayan memperhatikan kesehatannya dengan sebaik-baiknya agar prima dalam melayani umat Allah.
HIDUP NO.26 2019, 30 Juni 2019